Krisis Medis di Gaza Utara, RS Al-Awda Hanya Miliki Satu Dokter Bedah untuk Tangani Ratusan Korban
Sebuah rumah sakit di Gaza Utara mengalami krisis medis di tengah meningkatnya serangan Israel.
Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Suci BangunDS
Terlebih lagi saat ini Israel terus menghalangi akses apapun untuk memasuki Gaza Utara.
"Bantuan kemanusiaan tidak dapat memenuhi skala kebutuhan karena keterbatasan akses. Barang-barang kebutuhan pokok yang menyelamatkan nyawa tidak tersedia. Para pekerja kemanusiaan tidak aman untuk melakukan pekerjaan mereka dan dihalangi oleh pasukan Israel serta oleh rasa tidak aman untuk menjangkau orang-orang yang membutuhkan," kata mereka.
Oleh karena itu, PBB mendesak Israel untuk menghentikan serangan terhadap warga Gaza dan pekerja kemanusiaan.
Baca juga: Era Baru Peperangan, Israel Siapkan Laser Iron Beam
Sebagai informasi, Israel telah memulai operasi militer besar-besaran di Gaza Utara pada bulan lalu.
Lebih dari 1.200 orang tewas di Gaza utara sejak serangan dimulai pada 5 Oktober.
Israel terus melancarkan serangan dahsyat terhadap Gaza sejak Oktober 2023, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera.
Total korban tewas di Gaza sejak Oktober 2023 mencapai lebih dari 43.200 orang.
Sebagian besar korban tewas merupakan wanita dan anak-anak.
Lebih dari 101.800 orang terluka akibat serangan Israel.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Gaza Utara dan Konflik Palestina vs Israel