Rusia akan Tunggu Donald Trump Penuhi Janji untuk Akhiri Perang di Ukraina
Rusia akan menunggu Donald Trump penuhi janjinya untuk akhiri perang Rusia-Ukraina. Donald Trump klaim bisa akhiri perang dalam waktu 24 jam.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Rusia mengomentari kemenangan Donald Trump dalam Pilpres AS yang dilaksanakan pada 5 November 2024.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan Donald Trump telah membuat pernyataan penting selama kampanyenya tentang kemampuannya untuk mengakhiri perang di Ukraina.
Menurutnya, hanya waktu yang dapat membuktikan apakah pernyataan itu mengarah pada tindakan.
"Janganlah kita lupa bahwa kita sedang berbicara tentang negara yang tidak bersahabat, yang secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam perang (di Ukraina) melawan negara kita," kata Dmitry Peskov kepada wartawan, Rabu (6/11/2024).
Dmitry Peskov mengatakan tidak mengetahui adanya rencana Presiden Rusia, Vladimir Putin, untuk memberi selamat kepada Donald Trump atas kemenangannya.
Ia mengatakan hubungan Rusia dengan Washington sedang pada titik terendah karena AS adalah pendonor militer utama untuk Ukraina.
Namun, ia menekankan AS dapat membantu menciptakan perdamaian dan mengakhiri perang di Ukraina.
"Kami telah berulang kali mengatakan AS mampu berkontribusi untuk mengakhiri konflik ini," katanya.
"Ini tidak dapat dilakukan dalam waktu semalam. Tetapi, AS mampu mengubah arah kebijakan luar negerinya," lanjutnya, merujuk pada klaim Donald Trump.
Dmitry Peskov mengatakan Rusia akan menunggu kebijakan Donald Trump terhadap perang di Ukraina setelah ia resmi dilantik pada Januari tahun depan.
"Akankah ini terjadi? Dan jika ya, bagaimana? Kita akan lihat setelah (pelantikan presiden AS) Januari," tambahnya, seperti diberitakan Reuters.
Baca juga: Presiden Zelensky Puji-puji Donald Trump, Ada Maunya?
Donald Trump Klaim Bisa Akhiri Perang Rusia-Ukraina dalam Waktu 24 Jam
Sebelumnya pada Mei 2023, Donald Trump pernah mengatakan ia bisa mengakhiri perang di Ukraina hanya dalam waktu sehari jika menjabat sebagai presiden AS lagi.
“Mereka sekarat, orang Rusia dan Ukraina. Saya ingin mereka berhenti sekarat. Dan saya akan melakukannya — saya akan melakukannya dalam 24 jam," kata Donald Trump kepada CNN pada saat itu.
Donald Trump mengulang klaim tersebut selama bulan-bulan kampanyenya menjelang Pilpres AS 2024.
Sementara itu, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menanggapi klaim Donald Trump dengan mengatakan Ukraina tidak akan menyerah kepada Rusia untuk mengakhiri perang.
Pada Juli 2024, Zelensky mempertanyakan siapa yang akan membayar ganti rugi jika perang berhenti, karena Rusia tidak akan mungkin mau berdamai tanpa mendapat apa pun, misalnya merebut wilayah Ukraina.
"Jika Trump tahu cara mengakhiri perang ini, dia seharusnya memberi tahu kami hari ini ," kata Zelensky kepada Bloomberg Television dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada 3 Juli.
"Jika ada risiko terhadap kemerdekaan Ukraina, jika kami kehilangan status kenegaraan — kami ingin bersiap untuk ini, kami ingin tahu... Kami ingin memahami apakah pada bulan November kami akan mendapat dukungan kuat dari AS, atau akan benar-benar sendirian," tambahnya.
Pada April 2024, surat kabar Washington Post melaporkan Donald Trump akan menekan Ukraina untuk menyerahkan Semenanjung Krimea, yang diduduki Rusia pada tahun 2014, dan wilayah Donbas di timur jauh yang saat ini sebagian besar wilayahnya dikuasai.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)