Pelapor Khusus PBB Desak Penyelidikan terhadap Media Barat atas Bentrokan di Amsterdam
Pelapor Khusus PBB Francesca Albanese telah meminta agar media Barat diselidiki atas liputan mereka tentang bentrokan di Belanda.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Pelapor Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Francesca Albanese telah meminta agar media Barat diselidiki atas liputan mereka tentang bentrokan antara penggemar sepak bola Israel dan penduduk setempat di Kota Amsterdam, Belanda.
Seruan itu muncul setelah sejumlah media Barat gagal melaporkan atau meremehkan tindakan para penggemar Maccabi Tel Aviv menjelang dan selama konfrontasi pada hari Jumat (8/11/2024).
"Sekali lagi, media Barat harus diselidiki atas peran yang mereka mainkan dalam menutupi kekejaman Israel," kata pelapor khusus PBB untuk wilayah Palestina yang diduduki dalam sebuah posting di X, dikutip dari Al Jazeera.
Dalam konteks lain, pengadilan internasional telah menemukan tokoh media bertanggung jawab atas keterlibatan, hasutan, dan kejahatan internasional lainnya.
Dalam salah satu video bentrokan tersebut, para penggemar Israel terdengar bernyanyi: "Biarkan [tentara Israel] menang, dan persetan dengan orang-orang Arab!"
Sementara video lain menunjukkan mereka merobek bendera Palestina dari sebuah gedung.
Dikutip dari Anadolu Ajansi dan Press TV, perusuh Israel mengacau di Amsterdam, Belanda, selagi mereka memberikan dukungannya terhadap klub sepak bola Maccabi Tel Aviv.
Mereka telah mengacau dan melakukan aksi vandalisme di Amsterdam pada Rabu (6/11/2024) dan Kamis (7/11/2024), dengan melakukan tindakan kekerasan anti-Palestina dan anti-Arab.
Para perusuh Israel yang mengenakan pakaian hitam dan berkerudung itu merobek bendera Palestina yang dipasang di beberapa rumah, dilansir Press TV.
Baca juga: Kemenkes Lebanon: 3.136 Orang Tewas dalam Agresi Israel di Bekaa
Mereka juga dilaporkan melakukan penyerangan dan pemukulan terhadap sopir taksi Arab dan penduduk setempat lainnya.
Juga meneriakkan serangkaian hinaan anti-Palestina dan anti-Arab, termasuk mendorong kekerasan besar-besaran militer Israel terhadap orang-orang Arab di kawasan Asia Barat.
Slogan yang digunakan para perusuh tersebut mencakup ejekan genosida, seperti "tidak ada sekolah di Gaza karena tidak ada anak-anak yang tersisa."
Kerusuhan yang dipicu warga Israel di Amsterdam itu telah dikonfirmasi anggota dewan kota senior, Jazie Veldhuyzen.
"Pada Rabu malam, (warga Israel) penggemar Maccabi mulai menyerang rumah-rumah yang memasang bendera Palestina dan warga Amsterdam yang pro-Palestina. Saat itulah kekerasan dimulai," jelas Veldhuyzen.