Gas Tipis-tipis, Jet MiG-31 Kawal Pesawat Pembom Rusia Terbang di Dekat Perairan Negara NATO
dua pesawat pembom strategis Tu-95MS dari Pasukan Dirgantara Rusia melakukan penerbangan latihan selama empat jam di atas perairan Laut Barents.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Pesawat pengebom Tu-22M3 dirancang untuk menghancurkan target berbasis laut dan darat dengan menggunakan peluru kendali dan bom udara.
Pesawat ini merupakan bagian dari cabang penerbangan jarak jauh Angkatan Udara Rusia, dan salah satu komponen utama triad nuklir Rusia, bersama dengan kapal selam dan rudal balistik antarbenua.
Aktifkan Jet Su-57 Generasi Kelima
Terkait kekuatan angkatan udaranya, Rusia juga memiliki opsi anyar untuk dioperasikan.
United Aircraft Corporation (UAC) Rusia, anak perusahaan dari konglomerasi industri militer Rostec milik negara, mengumumkan pada Senin (11/11/2024) kalau mereka telah mengirimkan jet-jet tempur terbaru ke Angkatan Udara Rusia.
Jet tempur itu adalah jet Sukhoi Su-57 (nama pelaporan NATO Felon) dan Sukhoi Su-35S (NATO melaporkan nama Flanker-M).
Baca juga: Rusia Tunggu Peluang Kirim 11 Jet Tempur Sukhoi Su-35 Flanker-E ke Indonesia, Dibayangi Sanksi AS
Penulis, Peter Suciu dalam ulasannya di National Interest secara lugas menyebut jet-jet baru Rusia ini akan membuat NATO berkeringat dengan memberi judul ulasan "NATO Is Freaked: Russia Is Getting New Su-57 and Su-35 Fighter Jets".
Jumlah pasti pesawat tempur dalam batch pengiriman terbaru ini tidak diungkapkan, tetapi menurut laporan dari media pemerintah Rusia, Tass, pesawat-pesawat tempur tersebut telah berhasil menyelesaikan uji coba pabrik, dan telah dikirim ke pangkalan-pangkalan udara.
“Perusahaan UAC terus beroperasi berirama untuk memenuhi komitmen. Batch lain dari Su-57 generasi kelima dan Su-35S multirole jet tempur generasi 4 ++ akan dikirimkan pada akhir tahun. Pesawat berada di berbagai tahap produksi dan uji,” kata CEO UAC Vadim Badekha kepada Tass.
Karena sanksi yang diberlakukan Barat, Kremlin kepayahan memproduksi pesawat canggihnya dalam jumlah yang signifikan.
Namun Rusia tak kehabisan akal dan terus menemukan cara untuk mendapatkan sumber komponen, termasuk melalui perusahaan cangkang serta lewat China.
Meski begitu, tetap saja jumlah produksi tidak berbanding dengan kerugian tinggi yang mereka hadapi dalam perang melawan Ukraina yang disokong NATO.
Selain itu, bahkan sebelum sanksi terbaru diberlakukan pada tahun 2022, Rusia sebagian besar gagal mencapai target produksi Su-57.
Moskow bahkan mengurangi perkiraan berapa banyak jet-jet tempur canggih ini bisa diproduksi.
Jet Tempur Super di Semua Model Pertempuran
Meski begitu, bahkan ketika kepayahan soal produksi kemungkinan akan berlanjut, RUsia tetap berusaha mengembangkan pesawat tempur “generasi kelima”.