Trump Tunjuk Eks Capres Partai Demokrat, Tulsi Gabbard sebagai Direktur Intelijen Nasional
Tulsi Gabbard bukanlah nama yang asing di dunia politik AS mengingat dirinya adalah salah satu kandidat calon presiden dari Partai Demokrat pada 2020
Penulis: Bobby W
Editor: Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Presiden terpilih Donald Trump memilih mantan anggota Partai Demokrat yang beralih menjadi pendukungnya, Tulsi Gabbard, sebagai Direktur Badan Intelijen Nasional pada hari Rabu (13/11/2024) waktu setempat.
Dalam penunjukkannya tersebut, Trump memuji Gabbard pada sebuah pernyataan yang ia rilis ke publik.
"Saya tahu Tulsi akan membawa semangat tanpa rasa takut yang telah mendefinisikan karirnya yang cemerlang ke Komunitas Intelijen kami, membela Hak Konstitusional kami, dan saya yakin dia dapat mengamankan Perdamaian melalui Kekuatannya" ungkap Trump.
Tulsi Gabbard bukanlah nama yang asing dalam dunia politik Amerika Serikat mengingat dirinya adalah salah satu kandidat calon presiden dari Partai Demokrat pada pemilu 2020 lalu.
Setelah kalah dari Joe Biden untuk maju menjadi capres Partai Demokrat, Veteran Garda Nasional Angkatan Darat ini pun memutuskan untuk meninggalkan partainya pada tahun 2022.
Selang beberapa waktu kemudian, dia turut berkampanye bersama Trump dan bekerja bersama tim transisinya.
Dalam banyak hal, transformasi Gabbard dari seorang ikon di Partai Demokrat menjadi kader favorit tim MAGA (Make America Great Again) telah berlangsung secara bertahap.
Transformasi tersebut mulai terlihat saat Gabbard turut membantu Trump untuk mempersiapkan diri jelang debat dengan Wakil Presiden Kamala Harris pada September lalu.
"Saya siap membantu Presiden Trump dengan cara apa pun, saya berbagi pengalaman dengannya saat saya satu panggung debat dengan dia (Kamala Harris) pada tahun 2020, dan sejujurnya saya siap membantunya (Trump) untuk menunjukkan beberapa cara untuk mengalahkan Kamala Harris yang terus berusaha menjauh dari rekam jejaknya," kata Gabbard dalam wawancara dengan Dana Bash di CNN dalam acara "State of the Union."
Tulsi Gabbard dan Kamala Harris sendiri memiliki sejarah perseteruan yang cukup panjang,
Keduanya sempat saling bertukar pendapat dan agenda politik yang memiliki perbedaan mencolok selama debat pemilu pendahuluan Demokrat di tahun 2020.
Baca juga: Trump Tunjuk John Ratcliffe sebagai Direktur CIA, Pernah Bantu Jegal Hillary Clinton di Pilpres AS
Pada saat itu, Harris mengkritik pandangan Gabbard terkait kebijakan luar negeri, sementara Gabbard menantang rekam jejak Harris dalam bidang keadilan pidana.
Setelah membantu Trump beradu debat dengan Harris, Gabbard pun terus melanjutkan transisinya sebagai kader Partai Republik.
Puncak transisinya tersebut, terjadi pada pengumuman bahwa dia bergabung dengan Partai Republik setelah membantu Trump dalam debat melawan Kamala Harris.