Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Komandan Peleton Brigade Golani Israel Tewas di Lebanon Selatan, Gerilya Hizbullah Mematikan IDF

Brigade Golani diketahui merupakan pasukan infanteri elite militer Israel yang memiliki spesialiasi di front utara.

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Komandan Peleton Brigade Golani Israel Tewas di Lebanon Selatan, Gerilya Hizbullah Mematikan IDF
rntv/tangkap layar
Letnan Ivri Dickshtein, 21 tahun, seorang komandan peleton di Batalyon ke-51 Brigade Golani Israel yang tewas dalam kontak senjata dengan Hizbullah di Lebanon Selatan. 

Namun, seperti yang ditunjukkan Jaber, satu-satunya sumber daya yang tidak dapat diisi ulang oleh Israel adalah nyawa manusia, dan menekankan bahwa seiring dengan meningkatnya korban di kalangan tentara dan warga sipil, pemerintah Israel menghadapi tekanan yang semakin besar untuk mengakhiri konflik.

Baca juga: Ribuan Tentara Cadangan Israel Menolak Bertugas, Al Qassam Sikat Puluhan IDF dari Jarak Dekat

Tentara Israel memutuskan untuk mengerahkan 4 brigade cadangan dan pasukan tambahan untuk tugas operasional dalam agresi militer darat mereka ke Lebanon untuk berperang melawan Hizbullah.
Tentara Israel memutuskan untuk mengerahkan 4 brigade cadangan dan pasukan tambahan untuk tugas operasional dalam agresi militer darat mereka ke Lebanon untuk berperang melawan Hizbullah. (khaberni)

Rizk menyoroti ketidaksesuaian dalam taktik, dengan mencatat bahwa gerakan gerilya seperti Hizbullah berkembang dengan menetapkan aturan mereka sendiri dalam pertempuran.

“Penting untuk diingat bahwa gerakan gerilya atau aktor non-negara, mereka tidak ingin bermain sesuai aturan permainan musuh. Mereka ingin menetapkan aturan mereka sendiri.”

Fleksibilitas ini memungkinkan Hizbullah mempertahankan momentumnya, terlepas dari tindakan Israel.

“Tidak mesti jika Israel menyerang Beirut, maka Hizbullah harus menyerang Tel Aviv,” jelas Rizk.

Kapasitas dan Tujuan Militer Hizbullah

Meskipun mengalami kerugian, para analis menekankan bahwa kekuatan militer Hizbullah tidak boleh diremehkan. Persediaan rudal kelompok itu diperkirakan berkisar antara 120.000 hingga 200.000, sementara Israel sendiri mengatakan bahwa mereka belum menghancurkan bahkan 50 persen dari persediaan itu, menurut Rizk.

Berita Rekomendasi

Hizbullah juga memiliki puluhan ribu pejuang, termasuk unit elit seperti pasukan Radwan, yang disamakan Rizk dengan pasukan khusus militer.

"Jadi bayangkan apa yang bisa terjadi jika pasukan Radwan, pasukan elit Hizbullah, terlibat. Saya pikir ini semua adalah tanda peringatan yang sangat besar tentang apa yang menanti Israel," katanya.

Untuk saat ini, Hizbullah tampaknya fokus untuk menimbulkan kerugian besar pada pasukan darat Israel. Roket terus menghantam Haifa, dan meskipun langkah Hizbullah selanjutnya masih belum jelas, kemungkinan eskalasi lebih lanjut tidak dapat dikesampingkan, katanya.

Di pihak Israel, telah terjadi keberhasilan taktis yang signifikan, termasuk perluasan pemboman ke wilayah-wilayah baru di Beirut.

Namun, Rizk menyatakan bahwa Hizbullah mungkin sengaja menghindari tindakan-tindakan yang dapat memancing respons Israel yang menghancurkan, seperti serangan terhadap infrastruktur sipil yang penting.


“Israel belum melakukan itu, dan saya pikir Hizbullah tidak ingin memberi alasan kepada Israel untuk melakukan itu,” katanya.

Kegagalan Israel di Gaza

Dampak kerugian militer Israel di Gaza dirasakan di Lebanon.

Jaber menunjuk pada perjuangan Israel di Gaza, di mana kampanye pengeboman besar-besaran telah mengakibatkan banyaknya korban sipil tetapi gagal mengamankan kemenangan yang menentukan melawan kelompok Palestina.

"Moral tentara Israel juga menurun, setelah bertempur di Gaza selama hampir setahun dengan keberhasilan yang terbatas. Sebaliknya, para pejuang perlawanan di Lebanon mempertahankan tanah mereka sendiri, yang memberikan motivasi kuat untuk tetap teguh dalam konfrontasi."

Secara politis, Israel bertujuan untuk menekan Hizbullah agar menarik dukungannya terhadap Gaza dengan menimbulkan banyak korban di antara penduduk Lebanon, tetapi pendekatan ini malah menjadi bumerang, karena Hizbullah memperluas jangkauan misilnya dan memaksa lebih banyak masyarakat Israel untuk mengungsi, jelas Jaber.

 

(oln/rntv/anews/anadolu/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas