Suporter Prancis Cemooh Lagu Kebangsaan Israel, Laga Prancis Vs Israel Berakhir Seri
Lagu kebangsaan Israel dicemooh oleh suporter Prancis di Stadion Stade de France Prancis pada Jumat (15/11/2024) dini hari waktu Indonesia.
Editor: Hasanudin Aco
"Kami tidak bermain-main dengan genosida," demikian bunyi salah satu spanduk, merujuk pada perang Gaza.
Tidak ada ancaman khusus
Saat memasuki stadion, beberapa suporter Israel mengenakan warna Israel dan Prancis.
Dua orang mengenakan kaus dengan logo klub Israel Maccabi Tel Aviv di bagian depan dan tulisan "Ni Oubli Ni Pardon" (Jangan Pernah Memaafkan, Jangan Pernah Melupakan) di bagian belakang.
Satu orang memegang kertas bertuliskan "persetan dengan Hamas".
Menteri Dalam Negeri Prancis Bruno Retailleau mengatakan minggu ini tidak pernah ada keraguan bahwa pertandingan akan tetap berlangsung, menyusul kerusuhan di Amsterdam yang mengakibatkan baik penggemar Maccabi maupun kelompok lokal terlibat dalam kekerasan, menurut polisi Belanda.
Presiden Prancis Ikut Nonton
Presiden Prancis Emmanuel Macron terlihat menonton pertandingan tersebut bersama menteri dalam negerinya, Bruno Retailleau, dan perdana menteri, Michel Barnier.
Macron mengatakan Prancis tidak akan menerima diskriminasi.
Mantan presiden François Hollande dan Nicolas Sarkozy juga berada di tribun untuk menyaksikan hasil imbang tanpa gol tersebut.
Macron mengatakan kepada saluran TV Prancis BFMTV “Kami tidak akan menyerah pada antisemitisme di mana pun dan kekerasan, termasuk di Republik Prancis, tidak akan pernah menang, begitu pula intimidasi.”
Ada kurang dari 20.000 orang di Stade de France pada pertandingan Liga Bangsa-Bangsa UEFA, menjadikannya jumlah kehadiran terendah yang tercatat di stadion berkapasitas 80.000 tempat duduk.
Patrick Bensimon, salah satu pendiri LSM Diaspora Defense Forces, mengatakan dia telah mengatur agar 600 penggemar Israel diangkut ke stadion dengan bus sewaan di bawah pengawalan polisi.
“80 persen orang yang ada di sini tidak ingin pergi ke Stade de France. Sebagian takut, terutama setelah kejadian di Amsterdam.”