Biden Akhirnya Izinkan Ukraina Gempur Rusia Gunakan Rudal ATACMS, Berikut Tanggapan Moskow
Joe Biden dikabarkan mengizinkan Ukraina menggunakan rudal jarak jauh untuk menyerang wilayah Rusia
Penulis: Hendra Gunawan
Jangkauan rudal jarak jauh AS yang kira-kira 200 mil tidak cukup jauh untuk menimbulkan kerusakan substantif pada salah satu target terpenting: pesawat Rusia yang meluncurkan bom luncur jarak jauh yang kuat yang telah menghancurkan target Ukraina.
Seorang pejabat AS memperkirakan bahwa 90 persen dari pesawat tersebut berada di luar jangkauan ATACMS, karena Rusia menarik target utama lebih jauh dari garis depan.
Pemerintahan Biden telah menolak permintaan Ukraina untuk mengubah posisinya terkait rudal jarak jauh, tetapi seperti banyak kebijakan kaku lainnya yang ditetapkan selama hampir tiga tahun perang — termasuk pada rudal Patriot, tank Abrams, dan jet tempur F-16 — Gedung Putih.
Dengan izin Biden tersebut, Ukraina tentu akan bisa menggunakan rudal buatan Inggris Storm Shadow dan buatan Prancis SCALP untuk menggempur Rusia.
Selama ini Inggris dan Prancis telah mengizinkan rudalnya digunakan menembak sasaran di dalam Rusia. Namun karena sebagian suku cadangya masih buatan AS, maka Ukraina tak menggunakannya menyerang Rusia.
Respon Moskow
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova mengatakan, Presiden Rusia Vladimir Putin telah membuat pernyataan jika AS mengizinkan rudal AS meluncur masuk ke dalam Rusia.
Pada bulan September, Putin menyatakan bahwa pasukan Ukraina tidak memiliki kemampuan untuk melakukan serangan dengan rudal jarak jauh yang dipasok Barat tanpa bantuan eksternal.
"Ini bukan masalah mengizinkan rezim Ukraina menyerang Rusia dengan senjata ini atau tidak. Ini tentang memutuskan apakah negara-negara NATO terlibat langsung dalam konflik militer atau tidak," katanya dikutip dari Russia Today.
Putin saat itu mengatakan jika keputusan untuk mengizinkan serangan diambil, Moskow akan mengambil keputusan yang tepat sebagai respons terhadap ancaman yang akan ditujukan kepada kami.