Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Awalnya Semangat Mau Balas Dendam ke Hamas, Pasukan Cadangan Israel Kini Makin Ogah Berperang

Awalnya, tingkat pemenuhan wajib militer ke pasukan cadangan Israel adalah 100 persen. Kini angka itu anjlok hingga 65 persen saat perang berlangsung

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Awalnya Semangat Mau Balas Dendam ke Hamas, Pasukan Cadangan Israel Kini Makin Ogah Berperang
khaberni/HO
Personel militer Israel (IDF) dari reserve division (pasukan cadangan) menangis saat mengahadiri pemakaman rekannya yang tewas dalam perang. Media Israel mengatakan, sepertiga jumlah korban tewas di kalangan IDF adalah pasukan cadangan yang diambil dari warga sipil yang mengikuti wajib militer. 

Adapun IDF mengatakan saat ini tengah berhadapan dengan masalah disersi besar-besaran.

Sejumlah besar tentara cadangan (reserve division) Israel dilaporkan menolak mematuhi perintah untuk dikerahkan ke putaran baru pertempuran yang terjadi di berbagai front, termasuk di Jalur Gaza dan di front utara melawan Hizbullah.

"IDF mengatakan ada kenaikan 15 hingga 25 persen dalam pasukan cadangan yang menolak untuk menghadap ke markas untuk diterjunkan ke pertempuran di Gaza dan Lebanon selatan," tulis laporan RNTV, Senin (11/11/2024).

Baca juga: Rahasia Hamas Masih Bisa Terus Tewaskan Tentara Israel Meski Diberondong IDF dalam Setahun Perang

Tingginya angka disersi pasukan cadangan Israel ini  telah mempengaruhi keputusan operasional militer IDF.

Menurut IDF, sejumlah alasan umum penolakan bertugas ini adalah kelelahan perang di antara tentara yang berpartisipasi dalam pertempuran selama berbulan-bulan pada suatu waktu; dan sekarang dipanggil lagi.

Selain itu, tidak ada dana yang dialokasikan untuk mendukung kehidupan para anggota pasukan cadangan.

Sebagai informasi, pasukan cadangan ini direkrut dari sipil yang dikenai wajib militer. Dengan begitu, saat mengikuti program wajib militer, banyak dari mereka terpaksa kehilangan bisnis dan pendapatan.

Berita Rekomendasi

Rancangan undang-undang yang sangat diperjuangkan yang tampaknya untuk mengecualikan para pria dari Kaum Yahudi Haredi – sekitar 60.000 orang – dari wajib militer juga memainkan peran dalam insiden desersi besar- besaran ini.

"Situasi ini menempatkan tekanan lebih lanjut pada operasi IDF," tulis RNTV.

Tentara Israel berjaga di sekitar makam seorang kawannya yang terbunuh di Lebanon, saat pemakamannya di dekat Tel Aviv, Israel, 6 Oktober 2024.
Tentara Israel berjaga di sekitar makam seorang kawannya yang terbunuh di Lebanon, saat pemakamannya di dekat Tel Aviv, Israel, 6 Oktober 2024. (Getty Images/Leon Neal/Russia Today)

Operasi Qassam Tewaskan 15 IDF dari Jarak Dekat

Tekanan yang dimaksud adalah tantangan di lapangan yang tidak juga berhasil diatasi pasukan Israel.

Dalam perkembangan peperangan yang berlarut selama setahun lebih, IDF tidak juga mampu memberantas gerakan Hamas.

Alih-alih begitu, IDF jusrtu kerepotan menghadapi petempur Hizbullah Lebanon di front Utara.

Di sisi lain, Gaza juga menyumbang besar dalam angka kematian personel IDF.

Terbaru, Sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam mengatakan pada Minggu (10/11/2024) kalau mereka terlibat kontak senjata dengan unit yang terdiri dari 15 tentara Israel dari jarak dekat.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas