Awalnya Semangat Mau Balas Dendam ke Hamas, Pasukan Cadangan Israel Kini Makin Ogah Berperang
Awalnya, tingkat pemenuhan wajib militer ke pasukan cadangan Israel adalah 100 persen. Kini angka itu anjlok hingga 65 persen saat perang berlangsung
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Tentara pendudukan Israel mengumumkan - pada hari Minggu - pembunuhan komandan Brigade 401, Kolonel Ihsan Daqsa, dan cedera serius terhadap perwira lainnya dalam pertempuran di Jabalia, utara Jalur Gaza.
Ini adalah kematian perwira dengan pangkat tertinggi yang terbunuh sejak awal invasi darat ke Jalur Gaza setahun yang lalu.
Radio Tentara Israel mengatakan bahwa Kolonel Daqsa didampingi oleh 3 petugas lainnya di dua tank di dalam Jabalia di zona pertempuran, dan menambahkan bahwa dia dan petugas meninggalkan tank sejauh 20 meter.
Ketika mereka bergerak, sebuah alat peledak diledakkan pada mereka. .
Radio Tentara Israel menambahkan kejadian yang menewaskan Kolonel Daqsa dan melukai 3 perwira, termasuk wakil komandan Divisi 162 dan komandan Batalyon 52.
Laporan juga mencatat kalau Daqsa termasuk di antara 4 perwira berpangkat kolonel yang tewas sejak awal. perang di Jalur Gaza pada 7 Oktober tahun lalu.
Israel Ubah Taktik di Gaza Utara
Dalam beberapa hari terakhir, tentara Israel mengubah taktik di Gaza utara.
Mereka mengerahkan kembali Divisi Lapis Baja ke-162 di Jabaliya dan mendatangkan ribuan tentara infanteri.
Alasan di balik pengerahan itu adalah karena Perlawanan Palestina telah berhasil menargetkan dan menghancurkan sejumlah besar tank Israel dan kendaraan militer lainnya.
Taktik pejuang Palestina begitu efektif sampai-sampai pejabat militer Zionis tinggi, yang ditugaskan melaksanakan apa yang disebut 'Rencana Jenderal', terbunuh dan terluka di Jabaliya juga sekitarnya.
Saat itulah pasukan infanteri Israel didatangkan, sebagian besar diambil dari Tepi Barat.
Tujuan pasukan infanteri adalah untuk terlibat dalam pertempuran yang berbeda, dengan tujuan akhir menargetkan penduduk sipil dan membersihkan Gaza utara secara etnis dari penduduknya, mengutip Palestine Chronicle, Kamis (7/11/2024).
Namun, pertempuran itu kini menghadapi kendala serius.
Perlawanan Palestina kini mahir dalam pertempuran jalanan dan mampu mengubah taktiknya untuk menargetkan dan melenyapkan penjajah baru Gaza.
Menurut pernyataan Brigade Al-Qassam, para pejuangnya berhasil menghabisi lima tentara Israel dari 'jarak dekat', menggunakan senapan mesin dan granat tangan.
Pertempuran itu, menurut Al-Qassam, terjadi di Jalan Hawaja di pusat kamp pengungsi Jabaliya, di Gaza utara.
Perlu dicatat bahwa perubahan besar yang sedang dilakukan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu di jajaran kementerian pertahanan sedang berlangsung di tengah pertempuran yang menentukan dan sebagian besar berakhir dengan kekalahan Israel di Gaza utara dan Lebanon selatan.
Baca juga: Drone Hizbullah, Kunci dalam Perang dengan Israel
Dampak dari keputusannya kemungkinan akan terasa di medan perang juga.
Update Perlawanan Brigade Al-Qassam
Lantas berikut ini pernyataan terbaru Brigade Al-Qassam yang dikomunikasikan melalui saluran Telegram mereka dan dipublikasikan di sini dalam bentuk aslinya.
Di laporkan Brigade Al-Qassam menargetkan tank Zionis Merkava dengan peluru Yassin 105 di dekat Rumah Sakit Al-Yemen Al-Saeed di tengah kamp Jabalia, utara Jalur Gaza.
Pejuang Al-Qassam pada hari Senin (4/11/2024) berhasil melenyapkan pasukan infanteri Israel yang terdiri dari 5 tentara dari jarak dekat menggunakan senapan mesin dan granat tangan di Jalan Al-Hawaja di pusat kamp Jabaliya, utara Jalur Gaza.
“Unit teknik Brigade Al-Qassam meledakkan alat peledak berkekuatan tinggi dalam buldoser D9 di poros lingkungan sekolah di kamp Tulkarem," ujar sayap militer Hamas tersebut lewat pernyataannya.
(oln/rntv/khbrn/aja/*)