Laporan PBB: Penjarah Truk Bantuan Gaza Beroperasi di Bawah Perlindungan Tentara Israel
Memo PBB bulan lalu dilaporkan menemukan bahwa para penjarah mungkin mendapat keuntungan dari perlindungan Israel.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
Masuknya bantuan mencapai rekor terendah pada Oktober, saat kelaparan melanda daerah kantong tersebut.
Akhir pekan lalu, 97 dari 109 truk konvoi PBB dijarah, menurut Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA).
Para penjarah menodongkan senjata kepada pengemudi dan memaksa mereka menurunkan bantuan, menurut laporan kelompok tersebut.
Konvoi tersebut dilaporkan seharusnya masuk melalui Gaza selatan, tetapi di menit terakhir, pasukan Israel menyuruh mereka masuk melalui "rute alternatif yang tidak dikenal," demikian dilaporkan NPR.
Otorisasi Pasukan Israel
Menurut Haaretz, pasukan Israel sering berdiam diri ketika geng-geng menghentikan truk bantuan menggunakan barikade atau menembaki ban.
Mereka kemudian memeras biaya besar dari konvoi, mengancam akan mencuri barang atau melakukan kekerasan jika para pekerja tidak mematuhi tuntutan mereka.
Polisi Palestina telah berusaha campur tangan untuk memberikan perlindungan bagi konvoi, tetapi mereka justru diserang oleh pasukan Israel.
Penjarahan ini begitu rutin sehingga pasukan Israel menjuluki daerah dekat Kerem Abu Salem sebagai “zona penjarahan,” demikian laporan Middle East Monitor.
Tentara Israel tampaknya membiarkan geng-geng ini beroperasi meskipun di tempat lain, mereka biasa menembak warga Palestina yang mencari makanan atau persediaan lain di Gaza.
Namun, militer Israel membiarkan para penjarah ini beroperasi dengan kebebasan yang tidak diberikan kepada orang lain di Gaza yang tidak berafiliasi dengan pasukan Israel.
Pejabat Israel sering menyalahkan para penjarah atas berkurangnya pasokan yang masuk ke Gaza.
Baca juga: Netanyahu Ancam Warga saat Berkunjung di Gaza, Sebut akan Memburu Siapa Saja yang Menyakiti Sandera
Israel juga mengklaim bahwa anggota Hamas bertanggung jawab atas penjarahan tersebut.
Namun, kelompok-kelompok bantuan bahkan seorang pejabat AS telah menyatakan bahwa hal itu tidak benar, menurut The Washington Post.
"Kami belum melihat adanya campur tangan fisik dari Hamas di mana pun dalam program kami, baik di utara maupun selatan," kata seorang pejabat kemanusiaan.