Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ribuan Tentara IDF Digerogoti Penyakit Mental, Media Israel: Angka Bunuh Diri Meningkat

Terjadi peningkatan kasus bunuh diri di kalangan personel tentara Israel di IDF sebagai dampak trauma psikologis perang yang berlangsung.

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Ribuan Tentara IDF Digerogoti Penyakit Mental, Media Israel: Angka Bunuh Diri Meningkat
ToI/Kepolisian Israel
Kepala Inspektur kepolisian Israel Avi Amar menghibur seorang prajurit IDF yang putus asa di dekat Kibbutz Kfar Aza pada 7 Oktober 2023, beberapa jam sebelum ia terbunuh. Angka bunuh diri di kalangan IDF dilaporkan melonjak seiring berlarutnya perang yang meluas dari front Gaza hingga Lebanon. 

Menurut surat kabar Haaretz, sepertiga tentara cadangan Israel bertugas lebih dari 150 hari, dan setengah dari mereka bertugas lebih dari 100 hari, selama 13 bulan perang.

"Banyak anggota cadangan merasa semakin tidak puas dengan dukungan pemerintah terhadap rancangan undang-undang yang memperbolehkan orang Yahudi ultra-Ortodoks untuk terus dibebaskan dari dinas militer, sehingga menambah beban bagi anggota pasukan cadangan," kata laporan tersebut.

Satu tahun setelah perang Gaza meletus, tingkat respons untuk memenuhi panggilan bertugas di pasukan cadangan menurun tajam.

"Antara 15 persen dan 25?ri semua tentara cadangan tidak hadir saat dipanggil, sedangkan tingkat respons adalah 100 persen pada awal perang," kata laporan tersebut.

Kurangnya respons mendorong tentara Israel, pada bulan November 2024, untuk mengurangi aktivitas militer tentara cadangan dari rata-rata 20 minggu per prajurit menjadi hanya 9 minggu, untuk mengurangi tekanan pada mereka dan memotivasi mereka agar patuh ketika dipanggil untuk bertugas.

Ribuan Personel Menolak Bertugas Kembali

Adapun IDF mengatakan saat ini tengah berhadapan dengan masalah disersi besar-besaran.

Sejumlah besar tentara cadangan (reserve division) Israel dilaporkan menolak mematuhi perintah untuk dikerahkan ke putaran baru pertempuran yang terjadi di berbagai front, termasuk di Jalur Gaza dan di front utara melawan Hizbullah.

Berita Rekomendasi

"IDF mengatakan ada kenaikan 15 hingga 25 persen dalam pasukan cadangan yang menolak untuk menghadap ke markas untuk diterjunkan ke pertempuran di Gaza dan Lebanon selatan," tulis laporan RNTV, Senin (11/11/2024).

Baca juga: Rahasia Hamas Masih Bisa Terus Tewaskan Tentara Israel Meski Diberondong IDF dalam Setahun Perang

Tingginya angka disersi pasukan cadangan Israel ini  telah mempengaruhi keputusan operasional militer IDF.

Menurut IDF, sejumlah alasan umum penolakan bertugas ini adalah kelelahan perang di antara tentara yang berpartisipasi dalam pertempuran selama berbulan-bulan pada suatu waktu; dan sekarang dipanggil lagi.

Selain itu, tidak ada dana yang dialokasikan untuk mendukung kehidupan para anggota pasukan cadangan.

Sebagai informasi, pasukan cadangan ini direkrut dari sipil yang dikenai wajib militer. Dengan begitu, saat mengikuti program wajib militer, banyak dari mereka terpaksa kehilangan bisnis dan pendapatan.

Rancangan undang-undang yang sangat diperjuangkan yang tampaknya untuk mengecualikan para pria dari Kaum Yahudi Haredi – sekitar 60.000 orang – dari wajib militer juga memainkan peran dalam insiden desersi besar- besaran ini.

"Situasi ini menempatkan tekanan lebih lanjut pada operasi IDF," tulis RNTV.

Tentara Israel berjaga di sekitar makam seorang kawannya yang terbunuh di Lebanon, saat pemakamannya di dekat Tel Aviv, Israel, 6 Oktober 2024.
Tentara Israel berjaga di sekitar makam seorang kawannya yang terbunuh di Lebanon, saat pemakamannya di dekat Tel Aviv, Israel, 6 Oktober 2024. (Getty Images/Leon Neal/Russia Today)

Operasi Qassam Tewaskan 15 IDF dari Jarak Dekat

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas