Israel Intensifkan Serangan di Lebanon, Hizbullah Klaim Kesepakatan Gencatan Senjata Hampir Tercapai
Militer Israel melancarkan serangan udara intensif di seluruh Lebanon pada Senin (25/11/2024), mengakibatkan ledakan besar dan banyak orang tewas.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
Pejabat AS juga memperingatkan bahwa meskipun ada kemajuan, negosiasi mungkin menghadapi hambatan di menit-menit terakhir.
Presidensi Prancis juga melaporkan kemajuan dalam perundingan gencatan senjata dan mendesak Israel serta Hizbullah untuk memanfaatkan kesempatan ini.
Di dalam kabinet keamanan Netanyahu, ada perpecahan pendapat.
Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir, yang dikenal sebagai anggota berhaluan kanan, menyatakan penentangannya terhadap kesepakatan gencatan senjata.
Ben-Gvir menyebutnya sebagai "kesalahan besar" dan kesempatan yang hilang untuk mengatasi Hizbullah.
Meskipun ada harapan untuk gencatan senjata, pertempuran terus berlanjut.
Israel melancarkan serangan yang mengakibatkan sedikitnya 29 orang tewas di Beirut.
Sedangkan Hizbullah merespons dengan serangan roket besar-besaran.
Militan dilaporkan menembakkan 250 rudal ke wilayah Israel.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Lebanon melaporkan bahwa serangan Israel sejak Oktober 2023 telah menewaskan 3.768 orang dan memaksa lebih dari satu juta orang mengungsi.
Di sisi lain, serangan Hizbullah telah mengakibatkan 45 korban jiwa di Israel utara, The Times of Israel melaporkan.
Dengan situasi yang terus berkembang, banyak yang berharap bahwa momen gencatan senjata yang ditunggu-tunggu akan segera tiba.
Namun, sejarah menunjukkan bahwa konflik sering diikuti dengan gencatan senjata, dan semua pihak masih menantikan hasil akhirnya.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)