Irak Dikabarkan Siap Bantu Assad Atasi Pemberontak di Suriah, Hizbullah Malah Ogah Ikut Campur
Setidaknya 300 pejuang, sebagian besar dari kelompok Badr dan Nujabaa Irak, dikabarkan melintas ke Suriah pada Minggu malam (1/12/2024).
Penulis: Bobby W
Editor: Pravitri Retno W
Mereka juga menyebut saat ini Hizbullah tidak siap untuk mengirim pasukannya karena konflik berat menghadapi Israel.
Salah satu sumber dari Reuters tersebut bahkan mengatakan Hizbullah telah menarik perwira senior mereka yang selama ini bertugas di Aleppo dan Suriah utara untuk membantu markas besar yang dibombardir Israel hingga gencatan senjata pekan lalu dimulai.
Dua sumber lainnya, satu dari Lebanon dan lainnya dari Suriah, mengatakan Hizbullah telah menarik pasukan dari Suriah pada pertengahan Oktober ketika pertempuran dengan Israel semakin intens.
Sekutu Pemerintah Suriah Sibuk Sendiri
Seperti yang diketahui sebelumnya, Hizbullah yang juga bersekutu dengan Iran dikenal sebagai bagian integral dari keberhasilan pasukan pro-pemerintah dalam menundukkan pemberontak di Suriah.
Kinerja Hizbullah dapat terlihat dalam suksesnya pemerintah Suriah membendung usaha pemberontakan terhadap Presiden Bashar al-Assad pada 2011 lalu.
Namun, aliansi tersebut menghadapi ujian baru setelah kubu pemberontak mulai melakukan perlawanan di Suriah pada pekan lalu.
Hal ini disampaikan oleh kepala kelompok oposisi utama Suriah di luar negeri, Hadi al-Bahra.
Ia mengatakan kepada Reuters, pemberontak berhasil merebut Aleppo dengan cepat karena Hizbullah dan kelompok-kelompok yang didukung Iran teralihkan perhatiannya akibat konflik mereka masing-masing
Menurut Hadim kelompok yang dinilai memiliki peran penting untuk menyokong pertahanan rezim Assad saat ini adalah Rusia dan Hizbullah
Kedua kubu yang selama ini menyokong pemerintah Suriah tersebut tengah disibukkan dengan konfliknya masing-masing.
Rusia hingga kini lebih fokus pada perang di Ukraina sedangkan kepemimpinan Hizbullah tereduksi akibat perang dengan Israel yang berakhir dengan gencatan senjata pekan lalu.
Lengahnya Rusia dan Hizbullah ini dimanfaatkan pemberontak anti-Assad yang menguasai Aleppo semenjak kota tersebut dalam kendali penuh pemerintah Suriah pada 2016 lalu.
Persiapan untuk serangan terhadap Aleppo telah dilakukan sejak tahun lalu, namun tertunda karena perang di Gaza, pungkasnya.
(Tribunnews.com/Bobby)