Irak Dikabarkan Siap Bantu Assad Atasi Pemberontak di Suriah, Hizbullah Malah Ogah Ikut Campur
Setidaknya 300 pejuang, sebagian besar dari kelompok Badr dan Nujabaa Irak, dikabarkan melintas ke Suriah pada Minggu malam (1/12/2024).
Penulis: Bobby W
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Kondisi Suriah yang memanas karena pertikaian antara kubu pemberontak dan pemerintah ikut menjadi sorotan bagi negara-negara Arab di sekitarnya.
Hal ini bisa dilihat dari pergerakan ratusan pejuang Irak yang dikabarkan melintasi perbatasan Suriah pada Senin (2/12/2024), untuk membantu pemerintah melawan pemberontak yang menyerang Aleppo pekan lalu.
Namun demikian, menurut sumber dari Reuters, Hizbullah Lebanon yang selama ini berafiliasi dengan pemerintah Suriah dikabarkan tak akan ikut bergabung dengan kekuatan yang didukung oleh Iran tersebut.
Sumber Reuters dari Irak dan Suriah mengonfirmasi penempatan lebih banyak pejuang Irak yang didukung Iran ke Suriah.
Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, juga mengatakan Teheran akan memberikan dukungan apapun yang diperlukan untuk membantu Presiden Suriah, Bashar al-Assad, untuk melawan kelompok perlawanan.
Setidaknya 300 pejuang, sebagian besar dari kelompok Badr dan Nujabaa Irak, melintas ke Suriah pada Minggu malam (1/12/2024).
Mereka menggunakan jalan tanah untuk menghindari pos pemeriksaan resmi, kata dua sumber keamanan Irak.
Seorang sumber militer senior Suriah juga mengatakan para pejuang Irak melintas ke perbatasan Suriah dalam kelompok-kelompok kecil untuk menghindari serangan udara.
"Ini adalah bala bantuan segar yang dikirim untuk membantu rekan-rekan kami di garis depan di utara," kata sumber tersebut.
Kepala Pasukan Mobilisasi Populer Irak, yang mencakup kelompok milisi Syiah utama yang bersekutu dengan Iran, mengatakan tidak ada kelompok di bawah naungannya yang memasuki Suriah dan bahwa mereka tidak beroperasi di luar Irak.
Sementara itu, juru bicara kelompok bersenjata Irak yang berafiliasi dengan Iran, Kataib Hizbullah, membenarkan kabar kelompoknya sedang memantau agresi pemberontak Suriah
Baca juga: Presiden Iran: Kami akan Lakukan Segala Cara untuk Hadapi Militan Suriah, Indikasi Ada Peran Israel
Namun demikian, Kataib menambahkan mereka belum memutuskan apakah akan mengirim pejuang mereka atau tidak.
Kegalauan membantu Bashar al-Assad juga ditunjukkan oleh Hizbullah di Lebanon
Kata tiga sumber dari Reuters, Hizbullah yang selama ini menjadi sekutu kunci dalam aliansi Bashar al-Assad belum diminta untuk ikut campur tangan .
Mereka juga menyebut saat ini Hizbullah tidak siap untuk mengirim pasukannya karena konflik berat menghadapi Israel.
Salah satu sumber dari Reuters tersebut bahkan mengatakan Hizbullah telah menarik perwira senior mereka yang selama ini bertugas di Aleppo dan Suriah utara untuk membantu markas besar yang dibombardir Israel hingga gencatan senjata pekan lalu dimulai.
Dua sumber lainnya, satu dari Lebanon dan lainnya dari Suriah, mengatakan Hizbullah telah menarik pasukan dari Suriah pada pertengahan Oktober ketika pertempuran dengan Israel semakin intens.
Sekutu Pemerintah Suriah Sibuk Sendiri
Seperti yang diketahui sebelumnya, Hizbullah yang juga bersekutu dengan Iran dikenal sebagai bagian integral dari keberhasilan pasukan pro-pemerintah dalam menundukkan pemberontak di Suriah.
Kinerja Hizbullah dapat terlihat dalam suksesnya pemerintah Suriah membendung usaha pemberontakan terhadap Presiden Bashar al-Assad pada 2011 lalu.
Namun, aliansi tersebut menghadapi ujian baru setelah kubu pemberontak mulai melakukan perlawanan di Suriah pada pekan lalu.
Hal ini disampaikan oleh kepala kelompok oposisi utama Suriah di luar negeri, Hadi al-Bahra.
Ia mengatakan kepada Reuters, pemberontak berhasil merebut Aleppo dengan cepat karena Hizbullah dan kelompok-kelompok yang didukung Iran teralihkan perhatiannya akibat konflik mereka masing-masing
Menurut Hadim kelompok yang dinilai memiliki peran penting untuk menyokong pertahanan rezim Assad saat ini adalah Rusia dan Hizbullah
Kedua kubu yang selama ini menyokong pemerintah Suriah tersebut tengah disibukkan dengan konfliknya masing-masing.
Rusia hingga kini lebih fokus pada perang di Ukraina sedangkan kepemimpinan Hizbullah tereduksi akibat perang dengan Israel yang berakhir dengan gencatan senjata pekan lalu.
Lengahnya Rusia dan Hizbullah ini dimanfaatkan pemberontak anti-Assad yang menguasai Aleppo semenjak kota tersebut dalam kendali penuh pemerintah Suriah pada 2016 lalu.
Persiapan untuk serangan terhadap Aleppo telah dilakukan sejak tahun lalu, namun tertunda karena perang di Gaza, pungkasnya.
(Tribunnews.com/Bobby)