Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol Didesak Mundur, Cabut Darurat Militer Protes Meningkat di Jalan
Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol mengumumkan pada hari Selasa bahwa ia akan mengambil langkah untuk mencabut darurat militer yang ia nyatakan
Editor: Muhammad Barir
Juru bicaranya, Stephane Dujarric, mengatakan, “Kami memantau situasi ini dengan cermat dan penuh keprihatinan,” seraya menyatakan bahwa “situasinya berkembang pesat.”
Sementara itu, Kedutaan Besar Jerman di Seoul mengumumkan bahwa saat ini tidak ada bahaya langsung terhadap orang asing. Pernyataan kedutaan yang ditujukan kepada warga Jerman yang tinggal di Korea Selatan mengatakan: “Berdasarkan situasi saat ini, masih belum mungkin untuk menentukan pembatasan apa yang mungkin terkait dengan keputusan ini bagi warga negara asing di Republik Korea. Menurut perkiraan kami, tidak ada ancaman langsung terhadap keselamatan pribadi warga negara asing atau properti mereka.”
Namun, pihak kedutaan menyarankan agar warganya menjauhi tempat-tempat sensitif seperti gedung pemerintahan, sekitar gedung Parlemen, atau tempat demonstrasi.
Desakan Segera Mengundurkan Diri
Tokoh penting partai Demokrat meminta Yoon untuk 'segera mengundurkan diri'
Kritik terhadap Yoon tampaknya meningkat setelah presiden Korea Selatan membatalkan dekrit darurat militer sebelumnya. Park Chan-dae , tokoh penting di partai Demokrat, telah meminta presiden untuk mengundurkan diri.
Menurut CNN, Park mengatakan Yoon harus “segera mengundurkan diri” dan “tidak dapat menghindari tuduhan pengkhianatan” atas pernyataannya mengenai darurat militer.
Komentarnya muncul tak lama setelah ketua partai oposisi kecil berjanji untuk memakzulkan Yoon.
"Dia membuat semua orang terkejut," kata Cho Kuk. "Presiden adalah sosok yang berbahaya... mengancam demokrasi dan konstitusi."
Ia bersumpah untuk memakzulkan Yoon dengan mengumpulkan suara dari partai-partai lain.
SUMBER: ASHARQ AL-AWSAT, THE GUARDIAN