Situasi Darurat Militer Korea Selatan: Tank di Jalanan Seoul, Unjuk Rasa di Gedung Majelis Nasional
Kekacauan total terjadi di Korea Selatan pada Selasa malam setelah Presiden Yoon Suk Yeol mengumumkan darurat militer di negara itu.
Penulis: Nuryanti
Editor: Garudea Prabawati
Yoon Suk Yeol yang mewakili Partai Kekuatan Rakyat yang konservatif, telah menjabat sebagai Presiden Korea Selatan sejak 2022.
Ia memenangi pemilu dengan selisih suara yang sangat tipis, mengungguli pesaingnya, Lee, dengan selisih kurang dari satu poin persentase.
Yoon Suk Yeol adalah pendatang baru dalam dunia politik, setelah menghabiskan 27 tahun kariernya sebagai jaksa.
Sejak menjabat – menggantikan Presiden Moon Jae-in yang beraliran liberal – ia telah menghadapi serangkaian tantangan, mulai dari ancaman terus-menerus dari Korea Utara hingga meningkatnya ketegangan antara mitra utama Korea Selatan, AS dan China – serta menurunnya angka kelahiran.
Yoon Suk Yeol telah lama mengambil sikap keras terhadap Korea Utara, sebuah perubahan dari pendahulunya, Moon, yang lebih menyukai dialog dan rekonsiliasi damai.
Yoon mengecam pendekatan ini sebagai "subordinat."
Yoon malah berjanji untuk memperkuat militer Korea Selatan, bahkan mengisyaratkan ia akan melancarkan serangan pendahuluan jika ia melihat tanda-tanda peluncuran ofensif terhadap Seoul.
Namun, ia menghadapi pertarungan politik di dalam negeri, berselisih dengan partai oposisi Partai Demokrat, yang telah berulang kali memakzulkan menteri dan menggagalkan rencana fiskal pemerintah.
Popularitas Yoon telah anjlok sejak ia menjabat – akibat serangkaian skandal dan kontroversi yang bahkan mendorong ratusan ribu orang menyerukan pemakzulannya.
(Tribunnews.com/Nuryanti)