Israel Disebut Berniat Hancurkan Warga di Gaza Secara Fisik, Amnesty International: Harus Dihentikan
Israel disebut melakukan genosida terhadap warga Palestina di Gaza sejak dimulainya perang 2023.
Penulis: Nuryanti
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Amnesty International menuduh Israel melakukan genosida terhadap warga Palestina di Gaza sejak dimulainya perang tahun lalu.
Adapun Amnesty International merupakan organisasi hak asasi manusia yang berkantor pusat di London.
Pada Kamis (5/12/2024), Amnesty International mengatakan laporan barunya ini merupakan "seruan untuk bangun" bagi masyarakat internasional.
Amnesty International mengatakan temuannya didasarkan pada pernyataan yang tidak manusiawi serta genosida oleh pejabat pemerintah dan militer Israel.
Selain itu, temuan mereka berdasarkan citra satelit yang mendokumentasikan kehancuran, kerja lapangan, dan laporan lapangan dari warga Gaza.
"Bulan demi bulan, Israel telah memperlakukan warga Palestina di Gaza sebagai kelompok submanusia yang tidak layak mendapatkan hak asasi manusia dan martabat, menunjukkan niatnya untuk menghancurkan mereka secara fisik," ungkap kepala Amnesty Agnes Callamard dalam sebuah pernyataan, Kamis, dilansir Arab News.
"Temuan kami yang memberatkan harus menjadi seruan untuk bangun bagi masyarakat internasional: ini adalah genosida. Ini harus dihentikan sekarang," tegasnya.
Israel telah berulang kali dan dengan tegas membantah tuduhan genosida, menuduh Hamas menggunakan rakyat Palestina sebagai tameng manusia.
Kelompok Palestina Hamas diketahui melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya di dalam Israel selatan pada 7 Oktober 2023, yang memicu serangan militer Israel yang mematikan.
“Sama sekali tidak ada keraguan bahwa Israel memiliki sasaran militer."
"Namun keberadaan sasaran militer tidak meniadakan kemungkinan adanya niat genosida,” lanjut Callamard.
Baca juga: Video Kontroversial: Tentara Israel Pamerkan Jenazah di Gaza
Laporan setebal 300 halaman itu menunjuk pada insiden-insiden di mana “tidak ada kehadiran Hamas atau sasaran militer lainnya.”
Laporan itu mengutip 15 serangan udara di Gaza antara 7 Oktober 2023 dan 20 April, yang menewaskan 334 warga sipil termasuk 141 anak-anak, yang mana kelompok itu menemukan “tidak ada bukti bahwa salah satu dari serangan ini diarahkan pada sasaran militer.”
Selain puluhan ribu kematian dan trauma fisik serta psikologis, laporan itu juga menunjuk pada kondisi di lapangan, di mana dikatakan bahwa warga Palestina menjadi sasaran “malnutrisi, kelaparan, dan penyakit” dan terpapar pada “kematian yang lambat dan terencana.”
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.