Abu Mohammed al-Golani, Mantan Komandan Al-Qaeda yang Kini Pimpin Pemberontakan di Suriah
Golani bertempur untuk al Qaeda di Irak, lalu memutus hubungan dengan al Qaeda pada tahun 2016 dan mengubah nama kelompoknya.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
Meskipun berafiliasi dengan Al-Qaeda, Nusra dianggap lebih toleran dan tidak sekejam ISIS dalam berurusan dengan warga sipil dan kelompok pemberontak lainnya.
ISIS kemudian dikalahkan dari wilayah yang mereka kuasai di Suriah dan Irak oleh sejumlah musuh, termasuk aliansi militer yang dipimpin AS.
Setelah ISIS runtuh, Golani memperkuat cengkeraman HTS di provinsi Idlib, barat laut Suriah.
Ia mendirikan pemerintahan sipil yang disebut Pemerintahan Keselamatan.
Pemerintahan Assad memandang HTS sebagai kelompok teroris, sama seperti pemberontak lainnya yang bangkit melawan pemerintahannya.
Dengan pemberontak Muslim Sunni kini maju, HTS telah mengeluarkan beberapa pernyataan yang berusaha meyakinkan komunitas Syiah Alawi dan minoritas lainnya di Suriah.
Salah satu pernyataan mendesak kaum Alawi untuk meninggalkan pemerintahan Assad dan bergabung dengan masa depan Suriah yang tidak menganut sektarianisme.
Dalam sebuah pesan kepada penduduk Kristen di selatan Aleppo pada Rabu, Golani mengatakan bahwa mereka akan dilindungi, dan harta benda mereka akan dijaga.
Ia juga mengimbau mereka untuk tetap tinggal di rumah dan menolak "perang psikologis" yang dilakukan oleh pemerintah Suriah.
"Kelompok Golani berusaha mengklaim warisan revolusioner, dengan mengatakan bahwa mereka adalah bagian dari gerakan 2011, orang-orang yang bangkit melawan Assad, sambil tetap menganut Islam," ujar seorang pengamat.
Tujuan Golani: Menggulingkan Pemerintahan Assad
Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan CNN, Abu Mohammed al-Golani menyatakan bahwa tujuan utamanya adalah menggulingkan pemerintahan Presiden Suriah, Bashar al-Assad.
Baca juga: Oposisi Rebut Kota Aleppo, Idlib dan Hama, Israel-AS: Rezim Suriah Mulai Runtuh
Dalam wawancara media pertamanya setelah beberapa tahun, yang dilakukan di lokasi rahasia di Suriah, Golani berbicara tentang rencananya untuk membentuk pemerintahan baru berdasarkan lembaga-lembaga dan "dewan yang dipilih oleh rakyat."
"Ketika kita berbicara tentang tujuan, tujuan revolusi tetaplah menggulingkan rezim ini. Merupakan hak kami untuk menggunakan segala cara yang tersedia guna mencapai tujuan tersebut," kata Golani.
Ia juga menambahkan, "Benih-benih kekalahan rezim sudah ada dalam dirinya."
"Iran berusaha menghidupkannya kembali, mengulur waktu, dan kemudian Rusia mencoba menopangnya."
"Namun, kebenaran tetap ada: rezim ini sudah mati."
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)