Rusia Tak Mau Kalah dari Ukraina, Rudal Oreshnik Jadi Peringatan Serius bagi AS dan Barat
Rusia tidak mau kalah dari Ukraina, siap pakai segala cara untuk memenangkan perang, sebut rudal Oreshnik akan jadi ancaman baru bagi sekutu Ukraina.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengatakan pihaknya akan menggunakan segala cara untuk memastikan negaranya tidak dikalahkan oleh Ukraina yang didukung Amerika Serikat (AS) dan sejumlah negara Barat.
Ia mencatat Rusia meluncurkan rudal hipersonik Oreshnik baru sebagai sinyal peringatan kepada negara-negara yang mendukung Ukraina.
"Amerika Serikat dan sekutunya harus mengakui kesiapan Moskow untuk mencegah segala upaya untuk mencapai kekalahan strategis bagi Rusia,” kata Sergei Lavrov dalam wawancara dengan Tucker Carlsen yang dirilis Kamis (5/12/2024).
"Kami tidak ingin memperburuk situasi, tetapi karena ATACMS dan senjata jarak jauh lainnya digunakan untuk menyerang daratan Rusia, kami mengirimkan sinyal," kata Lavrov.
Ia berharap peluncuran rudal Oreshnik di Dnipro menjadi sinyal peringatan terakhir bagi sekutu Ukraina.
"Kami berharap sinyal terakhir, beberapa minggu lalu, dengan sistem senjata baru bernama Oreshnik, ditanggapi dengan serius," katanya.
Menlu Rusia itu juga mengancam negaranya bisa memberikan sinyal yang lebih besar jika AS dan Barat mengabaikannya.
"Rusia mungkin mengirimkan pesan tambahan jika Barat tidak menarik kesimpulan yang diperlukan dari sinyal terbarunya," lanjutnya.
Dalam wawancara itu, ia juga menjelaskan tujuan Rusia meluncurkan rudal itu ke wilayah Dnipro, Ukraina pada bulan lalu.
"Peluncuran rudal Oreshnik terhadap Kota Dnipro di Ukraina pada akhir November lalu merupakan respons terhadap serangan Ukraina yang menggunakan senjata jarak jauh Barat," katanya, seperti diberitakan Russia Today.
Meski terjadi eskalasi, Sergei Lavrov menekankan Rusia lebih memilih untuk mencapai solusi damai.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1017: Rusia Minta Ukraina Jadi Negara Non-Blok jika Mau Damai
Ia menyebutkan syarat untuk perundingan damai, termasuk Ukraina mengakui kendali Rusia atas empat wilayah Ukraina yang dicaploknya yaitu Donetsk, Lugansk, Kherson, dan Zaporizhzhia.
Selain itu, Ukraina juga dilarang bergabung dengan NATO, aliansi pertahanan pimpinan AS, dan menjadi negara non-blok.
Sergei Lavrov juga menekan Rusia sebenarnya ingin menjalin hubungan baik dengan AS, namun AS sengaja mempersenjatai Ukraina sebagai bagian dari perang hibrida melawan Rusia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.