Sosok Abu Mohammad al-Julani, Pemimpin HTS Suriah yang Gulingkan Bashar al-Assad
Inilah sosok Abu Mohammad al-Julani, pemimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS) yang berhasil menggulingkan rezim Presiden Suriah, Bashar al-Assad.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Pravitri Retno W
Ia mengkritik kekerasan ISIS yang membabi buta, menyoroti dampak buruknya terhadap kohesi internal kelompok tersebut.
Al-Julani kini memimpin HTS, koalisi faksi-faksi oposisi, termasuk mantan anggota Jabhat Fateh al-Sham.
HTS telah meraih keuntungan teritorial yang signifikan, khususnya di Suriah utara, memperluas kendalinya di provinsi-provinsi Idlib, Aleppo, dan Hama.
Ketajaman militernya dan kemampuannya untuk menjalin aliansi telah menjadi kunci keberhasilan HTS.
Meskipun telah ditetapkan sebagai teroris global oleh AS dan dikenai sanksi oleh PBB, pengaruh al-Julani terus tumbuh.
Pada akhir 2024, serangan "Penangkalan Agresi"-nya bertujuan untuk memperluas kendali teritorial HTS.
Ia telah membuktikan dirinya sebagai pemimpin yang kuat di wilayah yang dikuasai oposisi, khususnya Idlib.
Baru-baru ini, ia mengeluarkan pesan video yang mendesak Perdana Menteri Irak, Mohammed Shia al-Sudani, untuk mencegah keterlibatan milisi yang didukung Iran di Suriah, yang menunjukkan upaya diplomatiknya untuk membentuk masa depan Suriah dan hubungannya dengan negara-negara tetangga.
Baca juga: Istana Megah Assad Dijarah usai Rezimnya Runtuh, Koleksi Mobil Mewah Presiden Suriah Ini Terbongkar
Saat konflik Suriah terus berlanjut, al-Julani tetap menjadi tokoh penting yang membentuk masa depan Suriah.
Operasi militernya yang sukses dan kepemimpinannya atas sebagian besar oposisi Suriah menunjukkan bahwa ia akan memainkan peran penting dalam lanskap pascakonflik negara itu.
Setelah menggulingkan Bashar al-Assad, kini fokusnya adalah pada pembentukan tatanan baru.
Hasil akhirnya masih belum pasti, tetapi pengaruh al-Julani tidak dapat disangkal.
Tujuan al-Julani Gulingkan Assad
Dalam sebuah wawancara dengan The New York Times, al-Julani membeberkan strategi apa yang digunakannya untuk menggulingkan rezim Assad.
Al-Julani yakin para pemberontak akan meraih lebih banyak kemenangan melawan pasukan pemerintah yang melemah dan kehilangan semangat.