Netanyahu Diseret ke Pengadilan Tel Aviv, Terancam Dipenjara Gegara Kasus Korupsi
PM Netanyahu untuk pertama kalinya akan menjalani sidang di Pengadilan Tel Aviv atas tiga dakwaan yakni penipuan, melanggar kepercayaan serta suap
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Whiesa Daniswara
Netanyahu memaksa Yedioth Ahronoth untuk membuat berita yang bernilai positif dengan imbalan berupa promosi dari undang-undang yang akan merugikan musuh utama surat kabar tersebut.
Kasus ketiga Netanyahu diduga melakukan penyuapan dengan CEO Bezeq Telecom Israel, Shaul Elovitch.
Selain punya saham terbesar di Bezeq, Elovitch juga memiliki situs media online terkenal, Walla.
Netanyahu diduga meminta Elovitch melalui portal media Walla untuk membuat liputan tentang PM Israel sesuai permintaan.
Sebagai imbalan, Netanyahu memberikan regulasi yang membuka jalan mulus bagi Elovitch untuk memenangkan kesepakatan bisnis sebesar Rp 7,8 triliun. Dakwaan ini disebut kasus 4000.
Meski persidangan Netanyahu baru akan, namun jika terbukti bersalah kasus tersebut akan diseret naik ke Mahkamah Agung dan Netanyahu terancam dijatuhi hukuman penjara dinegaranya sendiri.
Netanyahu Buka Suara
Merespon dakwaan yang menjerat dirinya, Netanyahu dengan tegas membantah melakukan dakwaan tersebut.
Ia menyatakan kemarahannya atas perlakuan terhadap para saksi selama penyelidikan, Netanyahu beretorika bahwa sidang ini digelar hanya untuk mengancam demokrasi.
"Ancaman nyata terhadap demokrasi di Israel tidak ditimbulkan oleh wakil-wakil masyarakat yang terpilih, namun oleh beberapa aparat penegak hukum yang menolak menerima pilihan pemilih dan mencoba melakukan kudeta dengan investigasi politik yang gila dan tidak dapat diterima dalam kondisi apapun di demokrasi," katanya Netanyahu dalam sebuah pernyataan.
(Tribunnews.com / Namira Yunia)