Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Israel Luncurkan 61 Serangan di Suriah, Sasar Terowongan Rudal, Bandara, hingga Laboratorium Militer

Salah satu sasaran utama Israel adalah terowongan yang diduga digunakan untuk menyimpan sistem rudal canggih.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Israel Luncurkan 61 Serangan di Suriah, Sasar Terowongan Rudal, Bandara, hingga Laboratorium Militer
MNA/screenshot
Serangan skala besar Israel ke wilayah Suriah di masa transisi kekuasaan pasca-tergulingnya Rezim Bashar al-Assad. - Pada 14 Desember 2024, Israel melancarkan 61 serangan udara ke fasilitas militer Suriah, menargetkan terowongan rudal, bandara, dan laboratorium militer, guna menghalangi pengiriman senjata canggih ke kelompok yang didukung Iran. 

TRIBUNNEWS.COM - Pada (14/12/2024), Israel melancarkan 61 serangan udara terhadap berbagai lokasi di Suriah.

Menurut laporan dari Syrian Observatory for Human Rights, sebuah lembaga pemantau yang berbasis di Inggris, dalam waktu kurang dari lima jam, Israel menembakkan 61 rudal ke fasilitas militer Suriah.

Serangan ini menargetkan aset militer strategis yang terkait dengan pengaruh Iran di wilayah tersebut, khususnya di kawasan Qalamoun dekat Damaskus.

Salah satu sasaran utama adalah terowongan yang diduga digunakan untuk menyimpan sistem rudal canggih.

Laporan dari TV Al-Ghad, stasiun berita yang berbasis di Yordania, menyebutkan bahwa terowongan ini menjadi jalur utama untuk transfer senjata canggih, termasuk rudal dan sistem persenjataan lainnya, yang disalurkan kepada kelompok yang didukung Iran, seperti Hizbullah.

Pejabat Israel menyatakan bahwa tujuan serangan ini adalah untuk menghalangi pengiriman senjata canggih kepada kelompok-kelompok yang dianggap sebagai ancaman, serta mengurangi potensi penyebaran senjata strategis yang dapat digunakan dalam pertempuran di wilayah tersebut.

Israel mengklaim serangan ini adalah bagian dari upaya untuk menjaga stabilitas keamanan regional dengan menggagalkan penyebaran senjata yang dapat memperburuk ketegangan di kawasan tersebut.

Berita Rekomendasi

Selain terowongan rudal, serangan Israel juga menghantam bandara Suriah dan laboratorium penelitian militer yang diyakini terkait dengan program senjata dan riset militer Suriah, News 18 melaporkan.

Laporan media setempat mengonfirmasi bahwa serangan tersebut menyebabkan kerusakan signifikan pada infrastruktur militer Suriah, meskipun rincian lebih lanjut tentang jumlah korban belum diumumkan.

Serangan ini semakin memperburuk ketegangan yang sudah memuncak di wilayah tersebut.

Suriah dan Iran mengutuk aksi militer Israel yang dianggap sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan Suriah.

Baca juga: Israel Setujui Rencana Ekspansi Pemukiman di Dataran Tinggi Golan yang Dicaplok dari Suriah

Sebelumnya, Israel juga telah melancarkan serangan udara yang menargetkan pasokan senjata yang diduga disalurkan ke kelompok-kelompok pemberontak di Suriah.

Israel Luncurkan Serangan Terbesar di Pantai Suriah Sejak 2012

Pada Senin pagi (14/12/2024), Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia melaporkan bahwa Israel melancarkan serangan udara besar-besaran di beberapa lokasi militer dekat pantai Suriah.

Tepatnya adalah di antara kota Latakia dan Tartous, yang terletak di pesisir Mediterania.

Serangan ini dianggap sebagai "serangan terberat di pantai Suriah sejak 2012."

Serangan tersebut menghantam sejumlah sasaran strategis, termasuk markas besar unit militer Suriah dan gudang rudal pertahanan udara.

Laporan menyebutkan bahwa ledakan dahsyat yang timbul dari serangan tersebut terdengar hingga jarak 10 km dari lokasi pengeboman.

Saksi mata dari Tartous yang diwawancarai oleh kantor berita dpa menyebutkan bahwa serangan tersebut mengubah malam kota menjadi terang benderang akibat ledakan besar yang mengguncang pangkalan pertahanan udara dan lokasi militer Suriah.

Salah seorang mantan perwira tentara Suriah yang tinggal di kota tersebut menambahkan bahwa ini adalah pertama kalinya Tartous menjadi sasaran serangan udara besar dari Israel.

Suasana panik dan ketakutan menyelimuti wilayah sekitar kota, dengan ledakan yang terdengar di seluruh daerah.

Warga setempat melaporkan ketegangan tinggi setelah serangan tersebut, mengingat dampak besar yang ditimbulkan.

Sejak (8/12/2024), Israel telah meningkatkan serangan udaranya terhadap Suriah, khususnya setelah pemberontak menguasai Damaskus dan penguasa lama Bashar al-Assad melarikan diri ke Moskow.

Serangan tersebut dianggap sebagai bagian dari upaya Israel untuk menghambat pengaruh Iran dan Hizbullah di Suriah.

Ekspansi Pemukiman di Dataran Tinggi Golan yang Dicaplok dari Suriah

Pemerintah Israel pada Minggu (15/12/2024) mengumumkan keputusan untuk melanjutkan ekspansi pemukiman di Dataran Tinggi Golan yang diduduki.

Tujuannya adalah menggandakan jumlah populasi Israel di wilayah tersebut, Al Mayadeen melaporkan.

Rencana ini disetujui oleh Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu.

Baca juga: Aktivitas Militer Rusia di Suriah: Penarikan dari Pangkalan Hmeimim

Netanyahu menyatakan bahwa memperkuat keberadaan Israel di Golan adalah langkah penting untuk memperkuat negara, terutama di tengah ketegangan yang terus berkembang di Suriah.

"Kami akan terus mempertahankannya, membuatnya berkembang, dan menetap di sana," ujar Netanyahu dalam sebuah pernyataan resmi.

Dia juga menekankan bahwa Israel tidak berniat terlibat dalam konfrontasi langsung dengan Suriah, namun tetap berkomitmen untuk menjaga keamanan wilayah tersebut.

Dataran Tinggi Golan, yang sebelumnya merupakan bagian dari wilayah Suriah, telah diduduki Israel sejak Perang Enam Hari pada 1967 dan dianeksasi pada 1981, meskipun langkah ini tidak diakui oleh masyarakat internasional.

Netanyahu menyebutkan bahwa keberadaan pasukan Israel di wilayah tersebut memastikan keamanan negara dan merupakan bagian dari kedaulatan Israel.

Israel berencana memperluas pemukiman dengan mendirikan lebih banyak permukiman baru serta meningkatkan jumlah populasi Israel di Golan.

Langkah ini dianggap sebagai bagian dari upaya Israel untuk memperkuat klaimnya atas wilayah tersebut, meskipun banyak negara, termasuk Suriah, menganggapnya sebagai pelanggaran hukum internasional.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas