Takut dengan Suriah, Israel Berencana Transmigrasi Warganya ke Dataran Tinggi Golan
Israel berencana untuk melakukan penggandaan populasi di Dataran Tinggi Golan demi mencegah ancaman dari Suriah.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Garudea Prabawati
Serangan tersebut menjadi "serangan terberat" di wilayah ini dalam lebih dari satu dekade.
"Pesawat tempur Israel melancarkan serangan yang menargetkan serangkaian lokasi termasuk unit pertahanan udara dan "depot rudal permukaan-ke-permukaan", kata Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, dikutip dari Al Arabiya.
Sebelumnya, pemimpin de facto Suriah, Ahmad al-Sharaa alias Abu Mohammed al-Golani mengatakan, Israel menggunakan dalih palsu untuk membenarkan serangannya terhadap Suriah.
Al-Sharaa menegaskan pihaknya tidak tertarik terlibat dalam konflik baru karena negaranya berfokus pada pembangunan kembali.
Baca juga: Terowongan Senjata Iran di Suriah Jadi Target Israel, Disebut Tampung Sistem Rudal Canggih
Sejak Hayat Tahrir al-Sham (HTS) menggulingkan Assad dari kekuasaan Minggu lalu, Israel terus melakukan serangan di Suriah.
Israel telah melakukan ratusan serangan terhadap persediaan senjata strategis Suriah.
Padahal sebelumnya, Israel menyatakan mereka tidak bermaksud untuk tinggal di sana dan menyebut serangan ke wilayah Suriah sebagai tindakan terbatas dan sementara untuk memastikan keamanan perbatasan.
Dikatakannya, pihaknya menghancurkan persenjataan dan infrastruktur militer untuk mencegahnya digunakan oleh kelompok pemberontak, beberapa di antaranya tumbuh dari gerakan yang terkait dengan Al-Qaeda dan ISIS.
"Kondisi Suriah yang lelah akibat perang, setelah bertahun-tahun dilanda konflik dan perang, tidak memungkinkan terjadinya konfrontasi baru."
Baca juga: Rusia Terbirit Evakuasi Diplomatnya di Suriah, Ukraina Ambil Peran, Negara Teluk Kutuk Israel
"Prioritas pada tahap ini adalah rekonstruksi dan stabilitas, bukan terlibat dalam pertikaian yang dapat menyebabkan kerusakan lebih lanjut," kata Sharaa dalam sebuah wawancara yang dipublikasikan di situs web Syria TV, saluran yang berpihak pada pemberontak.
Ia juga mengatakan solusi diplomatik adalah satu-satunya cara untuk menjamin keamanan dan stabilitas dan bahwa "petualangan militer yang tidak diperhitungkan" tidak diinginkan.
(Tribunnews.com/Whiesa)