Pernyataan Pertama Bashar al-Assad: Cap HTS Teroris, Bantah Berencana Keluar dari Suriah
Pasca digulingkan, Bashar al-Assad akhirnya muncul. Dalam kemunculannya, al-Assad mencap HTS sebagai teroris dan bantah berencana keluar Suriah.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Untuk pertama kalinya pasca-digulingkan, Bashar al-Assad akhirnya muncul untuk menanggapi pelengserannya.
Dalam sebuah saluran Telegram, Bashar al-Assad menyatakan Hayat Tahrir Al-Sham (HTS) adalah kelompok teroris.
Tak hanya itu, al-Assad menegaskan ia melarikan diri dari Suriah hanya setelah Damaskus jatuh di tangan para pemberontak.
"Keberangkatan saya dari Suriah tidak direncanakan atau terjadi selama jam-jam terakhir pertempuran, seperti yang diklaim beberapa orang," kata al-Assad, dikutip dari Arab News.
"Saya tetap di Damaskus, melaksanakan tugas saya hingga dini hari (Minggu 8 Desember)," tambahnya.
"Ketika pasukan teroris menyusup ke Damaskus, saya pindah ke Latakia berkoordinasi dengan sekutu Rusia kami untuk mengawasi operasi tempur," katanya seraya menambahkan, ia tiba di pangkalan Hmeimim pagi itu.
Lima mantan pejabat Suriah sebelumnya mengatakan kepada AFP, beberapa jam sebelum pasukan militan merebut Damaskus dan menggulingkan pemerintahan Assad, mantan presiden itu sudah berada di luar negeri.
Para pejabat mengatakan, malam sebelumnya, Assad bahkan telah meminta penasihat dekatnya untuk menyiapkan pidato — yang tidak pernah disampaikan oleh pemimpin yang digulingkan itu — sebelum terbang dari bandara Damaskus ke pangkalan udara Hmeimim milik Rusia, dan dari sana meninggalkan negara itu.
"Ketika negara jatuh ke tangan teroris dan kemampuan untuk memberikan kontribusi yang berarti hilang, posisi apa pun menjadi tidak ada gunanya," kata Assad menambahkan.
Pujian Setinggi Langit dari Donald Trump
Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump, memberikan pujian kepada Turki setelah penggulingan Bashar al-Assad.
Baca juga: Bashar al-Assad Dilaporkan Sudah Mengangkut Rp3,9 Triliun Kekayaannya dari Suriah ke Rusia
Hal tersebut dikarenakan Turki selalu mendukung pasukan oposisi untuk menggulingkan al-Assad dari kursi kepresidenan.
Trump menggambarkan penggulingan al-Assad sebagai "pengambilalihan kekuasaan secara tidak bersahabat" oleh Turki, yang telah berpihak pada beberapa kelompok oposisi yang memimpin serangan kilat terhadap Damaskus.
"Saya pikir Turki sangat cerdas," kata Trump, dikutip dari Al Jazeera.
"Turki melakukan pengambilalihan yang tidak bersahabat tanpa banyak nyawa yang hilang. Saya dapat mengatakan bahwa Assad adalah seorang tukang jagal, apa yang dia lakukan terhadap anak-anak," lanjut Trump
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, telah lama menentang pemerintahan al-Assad dan mendukung kelompok oposisi Tentara Nasional Suriah (SNA), yang bermarkas di Suriah barat laut.
Trump sebelumnya telah mempertimbangkan konflik tersebut, dengan mengatakan itu "bukan pertarungan kita".
Selama masa jabatan pertamanya, Trump berupaya menarik sekitar 900 tentara AS yang bertugas di Suriah dalam peran penasihat bagi Pasukan Demokratik Suriah (SDF), kelompok oposisi yang didukung AS, tetapi mengingkarinya karena tekanan dari sekutu yang khawatir tentang kebangkitan ISIL (ISIS).
Trump menolak pada Senin, ketika ditanya apakah dia akan menarik pasukan AS.
Baca juga: PM Israel Netanyahu Komentari Pesan Damai Oposisi Suriah Al-Julani, Sebut HTS Ekstremis
Ia mengatakan "tidak seorang pun tahu" apa yang akan terjadi di masa depan bagi Suriah, yang telah dilanda perang sejak tahun 2011.
Namun, ia menambahkan, menurutnya "Turki akan memegang kunci" negara tersebut.
Ankara secara umum mendukung serangan oposisi, tetapi sejauh mana dukungannya terhadap kelompok seperti HTS masih belum jelas.
SNA terus memerangi SDF yang sebagian besar terdiri dari suku Kurdi sejak jatuhnya al-Assad.
(Tribunnews.com/Whiesa)