Bongkar Hubungan Assad dengan Israel, Wiam Wahhab: Netanyahu Satu-satunya Pemenang Perang Suriah
Wiam Wahhab, politikus dan jurnalis berkebangsaan Lebanon, mengatakan Benjamin Netanyahu adalah satu-satunya pemenang dalam perang Suriah.
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
Kendati demikian, belum ada verifikasi atau konfirmasi mengenai kesahihan atau keaslian dokumen itu.
Dikutip dari The New Arab, foto-foto dokumen itu dibagikan oleh sejumlah wartawan di Suriah dan beberapa media berbahasa Arab.
Keberadaan dokumen itu melawan pandangan luas bahwa rezim Assad adalah musuh Israel.
Salah satu dari kumpulan dokumen itu ialah surat yang berasal dari Israel. Surat itu meminta Suriah untuk menahan atau membatasi aliran senjata Iran dan Hizbullah.
Seorang agen yang memiliki nama sandi “Moses” berkomunikasi langsung dengan eks Menteri Pertahanan Suriah Letjen Ali Mahmoud Abbas.
Dalam komunikasi itu disampaikan pesan peringatan tentang aktivitas kelompok Hamas dan dampaknya. Pesan itu dilaporkan diteruskan kepada mantan Kepala Biro Keamanan Nasional Ali Mamlouk.
Adapun dalam pesan bertanggal 8 April 2023, pejabat itu melaporkan bahwa Hamas telah menembakkan roket dari Dataran Tinggi Golan.
Baca juga: Turki Diam-diam Rencanakan Struktur Pararel Memerintah Suriah, Menlu Iran Tak Kaget Assad Tumbang
Dia meminta Suriah menghalangi tembakan seperti itu. Jika tidak, Suriah akan menghadapi konsekuensi besar.
Israel kemudian memberikan peringatan lagi. Kata Israel, jika Suriah terus bekerja sama dengan Iran, Suriah akan menerima aksi balasan.
Sementara itu, pada tanggal 7 Mei 2023 pasukan Israel menyerang gudang senjata yang terkait dengan infrastruktur komando Suriah. Serangan itu adalah bagian dari strategi untuk menghancurkan kekuatan militer Suriah di Suriah.
Dokumen yang diduga bocor itu mengklaim rezim Assad tak hanya menerima data intelijen dari Israel, tetapi juga berkoordinasi dalam serangan melawan Iran.
“Mendukung kemampuan pertahanan udara Hizbullah adalah tindakan melawan Israel. Ini hanya melayani kepentingan Hibzullah, sembari membahayakan militer kalian,” demikian pernyataan dalam salah satu surat.
(Tribunnews/Febri)