Punya Data Kredibel Alasan Malaysia Lanjutkan Pencarian Pesawat MH370
Menghilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370 adalah salah satu misteri penerbangan terbesar di dunia.
Editor: Hasanudin Aco
"Sudah lebih dari 10 tahun, dan tidak adil untuk mengharapkan komitmen konkret. Namun, berdasarkan syarat dan ketentuan, setiap penemuan harus kredibel. Tidak bisa hanya beberapa bagian saja; ada kriteria khusus yang dijabarkan dalam kontrak."
CEO Ocean Infinity Oliver Plunkett awal tahun ini dilaporkan mengatakan bahwa perusahaannya telah meningkatkan teknologinya sejak 2018.
Ia mengatakan perusahaannya bekerja sama dengan banyak ahli untuk menganalisis data dan mempersempit area pencarian ke situs yang paling memungkinkan.
Munculkan Banyak Teori
Hilangnya pesawat tersebut telah lama menjadi subyek teori - mulai dari yang dapat dipercaya hingga yang aneh - termasuk bahwa pilot veteran Zaharie Ahmad Shah telah menjadi penjahat.
Laporan setebal 495 halaman mengenai hilangnya pesawat pada tahun 2018 mengatakan kontrol Boeing 777 kemungkinan sengaja dimanipulasi agar keluar jalur, tetapi penyelidik tidak dapat menentukan siapa yang bertanggung jawab dan tidak memberikan kesimpulan mengenai apa yang terjadi, dengan mengatakan bahwa hal itu tergantung pada penemuan reruntuhan pesawat.
Penyelidik mengatakan tidak ada yang mencurigakan di latar belakang, urusan keuangan, pelatihan, dan kesehatan mental kapten dan kopilot.
"Saya sungguh berharap hilangnya MH370 akan segera berakhir. Semoga semua pertanyaan terjawab," kata warga Malaysia Rosila Abu Samah, 60 tahun, ibu tiri salah satu penumpang, kepada AFP.
Warga Malaysia, Shim Kok Chau, 49 tahun, yang istrinya merupakan pramugari pada penerbangan naas itu, mengatakan dia sudah bisa menerima nasib istrinya tetapi berharap mengetahui apa yang terjadi pada pesawat itu, "mengapa itu terjadi dan siapa yang melakukannya".
Lebih dari 150 penumpang Tiongkok berada di dalam pesawat tersebut. Penumpang lainnya termasuk 50 warga Malaysia serta warga negara Prancis, Australia, Indonesia, India, Amerika Serikat, Ukraina, dan Kanada.
Para kerabat menuntut kompensasi dari Malaysia Airlines, Boeing, pembuat mesin pesawat Rolls-Royce dan grup asuransi Allianz antara lain.
Sumber: AFP/CNA