Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Profil Taleb Abdulmohsen, Dokter Ateis yang Menabrak Kerumunan di Pasar Natal Magdeburg

Jumat (20/12/2024) malam, dunia digemparkan dengan serangan mobil yang menabrak kerumunan pasar Natal di Magdeburg, Jerman. Ini profil tersangka.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Profil Taleb Abdulmohsen, Dokter Ateis yang Menabrak Kerumunan di Pasar Natal Magdeburg
AFP/JOHN MACDOUGALL
Pekerja darurat terlihat di pasar Natal yang tutup di mana sebuah mobil menabrak kerumunan yang menewaskan dua orang dan melukai lebih dari 60 orang pada malam sebelumnya, pada awal 21 Desember 2024 di Magdeburg, Jerman timur. - Setidaknya satu orang tewas dan 68 lainnya luka-luka pada 20 Desember 2024 dalam dugaan serangan di pasar Natal di kota Magdeburg, Jerman timur, kata otoritas setempat. - Pada Jumat (20/12/2024) malam, dunia digemparkan dengan serangan mobil yang menabrak kerumunan pengunjung pasar Natal di Magdeburg, Jerman. Simak profil tersangka berikut ini. (Photo by John MACDOUGALL / AFP) 

TRIBUNNEWS.COM - Pada Jumat (20/12/2024) malam, dunia digemparkan dengan serangan mobil yang menabrak kerumunan pengunjung pasar Natal di Magdeburg, Jerman.

Insiden tersebut menewaskan lima orang dan lebih dari 200 orang lainnya terluka.

Sopir mobil yang terlibat dalam peristiwa tragis ini, Taleb Jawad al-Abdulmohsen, seorang pria asal Arab Saudi, ditangkap oleh pihak berwenang.

Insiden ini mengingatkan masyarakat akan serangan serupa yang terjadi di Berlin pada tahun 2016.

Namun, terungkap bahwa Abdulmohsen memiliki latar belakang yang mengejutkan dan tidak terkait dengan kelompok ekstremis Islam.

Dikutip dari CNN, DW news dan CNN, berikut ini Tribunnews rangkum profil dan sosok tersangka yang menabrak kerumunan pengunjung Pasar Natal di Jerman:

Profil Taleb Abdulmohsen

Taleb Abdulmohsen, yang berusia 50 tahun, adalah seorang dokter spesialis psikiatri dan psikoterapi yang telah tinggal di Jerman sejak 2006.

Berita Rekomendasi

Ia berasal dari keluarga Syiah di Hofuf, sebuah desa di provinsi al-Ahsa, Arab Saudi, yang mayoritas penduduknya beraliran Syiah.

Pada 2016, Abdulmohsen diberikan status pengungsi di Jerman setelah melarikan diri dari negaranya.

Namun, kisah hidupnya lebih kompleks daripada yang terlihat pada permukaan.

Abdulmohsen terkenal sebagai seorang aktivis yang vokal mengkritik Islam.

Baca juga: Serangan Mobil di Pasar Natal Magdeburg Jerman: 5 Orang Tewas Termasuk Anak Berusia 9 Tahun

Ia menggambarkan dirinya sebagai seorang ateis dan telah meninggalkan agama Islam setelah mengalami penganiayaan.

Ia juga dikenal karena menyuarakan penolakan terhadap apa yang disebutnya sebagai "Islamisasi" di Eropa, terutama di Jerman.

Melalui akun media sosialnya, Abdulmohsen menggambarkan dirinya sebagai korban penindasan karena murtad, serta mengecam kebijakan-kebijakan yang dianggapnya mendukung Islamisasi di negara-negara Barat.

Pernyataan Vokal tentang Islam dan Pemerintah Saudi

Dalam beberapa wawancara yang dilakukan dengan media Jerman, Abdulmohsen menyatakan bahwa ia telah menerima ancaman pembunuhan karena statusnya sebagai murtad.

Ia sering membicarakan tentang ketatnya pendidikan agama Islam di Arab Saudi, yang menurutnya menjadi penyebab utama masalah yang dihadapi oleh umat Islam, terutama wanita.

Dalam wawancara dengan surat kabar Frankfurter Rundschau, ia juga mengatakan bahwa banyak pemuda Saudi yang melarikan diri tidak hanya dari pemerintah, tetapi juga dari Islam.

Di media sosial, Abdulmohsen menciptakan narasi yang menentang keras pemerintah Saudi dan kebijakan-kebijakan terkait agama, dengan menyebut dirinya sebagai bagian dari oposisi militer Saudi.

Ia bahkan menggunakan akun Twitter yang dinamakan "Saudi Ex-Muslims" untuk berbagi pandangannya dan mendukung sesama murtadin.

Serangan di Pasar Natal Magdeburg

Pada malam serangan, Abdulmohsen mengendarai sebuah mobil sewaan dan menabrak kerumunan orang yang sedang merayakan Natal di pasar Natal Magdeburg.

Ia bermaksud untuk membunuh lebih dari 80 orang, tetapi jumlah korban yang tewas berjumlah lima orang, sementara lebih dari 200 orang terluka.

Otoritas Jerman segera menangkapnya setelah serangan tersebut dan mengonfirmasi bahwa ia bertindak sendirian.

Polisi Jerman menyatakan bahwa Abdulmohsen tidak memiliki hubungan dengan kelompok teroris atau jihadis.

Motif serangan ini masih belum sepenuhnya jelas.

Namun, pihak berwenang mencurigai bahwa tindakan tersebut mungkin terkait dengan pandangan ekstremis yang dimiliki oleh Abdulmohsen, terutama terhadap Islam dan Islamisasi Eropa.

Reaksi Pemerintah Jerman

Serangan ini memicu keprihatinan mendalam dari pemerintah Jerman.

Perdana Menteri negara bagian Sachsen-Anhalt, Reiner Haseloff, mengonfirmasi bahwa polisi telah menangkap Abdulmohsen dan menekankan bahwa ia bertindak sendirian.

lihat fotoPetugas polisi berjalan melalui pasar Natal yang tutup di mana sebuah mobil menabrak kerumunan orang dan melukai lebih dari 60 orang pada malam sebelumnya, pada awal 21 Desember 2024 di Magdeburg, Jerman timur. - Setidaknya satu orang tewas dan 68 lainnya luka-luka pada 20 Desember 2024 dalam dugaan serangan di pasar Natal di kota Magdeburg, Jerman timur, kata otoritas setempat.
 (Photo by John MACDOUGALL / AFP)
Petugas polisi berjalan melalui pasar Natal yang tutup di mana sebuah mobil menabrak kerumunan orang dan melukai lebih dari 60 orang pada malam sebelumnya, pada awal 21 Desember 2024 di Magdeburg, Jerman timur. - Setidaknya satu orang tewas dan 68 lainnya luka-luka pada 20 Desember 2024 dalam dugaan serangan di pasar Natal di kota Magdeburg, Jerman timur, kata otoritas setempat. (Photo by John MACDOUGALL / AFP)

Sebagai respons terhadap tragedi tersebut, Kanselir Jerman Olaf Scholz menyampaikan rasa keprihatinannya melalui akun media sosialnya, menyatakan bahwa insiden ini menunjukkan ancaman yang sangat mengkhawatirkan.

Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier juga mengungkapkan rasa terkejutnya terhadap gangguan mendalam yang terjadi menjelang perayaan Natal.

Serangan Pasar Natal Berlin 2016

Serangan yang terjadi di Magdeburg ini mengingatkan banyak orang akan serangan serupa yang terjadi di Berlin pada 2016.

Pada serangan tersebut, seorang teroris menggunakan truk untuk menabrak kerumunan di pasar Natal, menewaskan 13 orang dan melukai lebih dari 70 orang.

Meskipun motif serangan di Magdeburg berbeda, peristiwa tersebut tetap menjadi peringatan akan potensi ancaman terhadap keramaian publik dan perayaan yang biasanya damai.

(Tribunnews,com, Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas