Brigade Qassam Akui Pejuangnya Tembak Seorang Perwira Tentara Israel di Jalur Gaza Utara
Kelompok perlawanan Palestina Hamas mengatakan pada Minggu (22/12/2024) bahwa mereka telah menembak seorang perwira tentara Israel di Jalur Gaza utara
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Garudea Prabawati
Rumah sakit tersebut merupakan salah satu dari sedikit rumah sakit yang masih beroperasi di daerah tersebut.
Hanya ada segelintir dokter yang tersisa untuk merawat pasien di tengah kekurangan parah atau habisnya persediaan medis penting.
"Kami kini kembali menghadapi pengeboman langsung di unit perawatan intensif," kata Dr Hussam Abu Safia dalam pernyataan video pada Sabtu (21/12/2024) malam.
Ia menyerukan kepada masyarakat internasional untuk melindungi rumah sakit, 66 pasien yang tersisa, serta staf medis..
"Bagian perawatan bayi, bagian bersalin, dan seluruh bagian rumah sakit menjadi sasaran pasukan pendudukan dengan berbagai jenis senjata, termasuk tembakan penembak jitu, peluru tank, dan quadcopter," tambahnya.
";Sudah lebih dari satu jam ini, peluru terus berjatuhan ke arah kami dari setiap sudut, mil, dan arah."
Hani Mahmoud dari Al Jazeera melaporkan dari dekat Deir el-Balah, "Apa yang kita saksikan sekarang adalah serangan yang disengaja terhadap fasilitas kesehatan."
"Militer Israel telah memerintahkan evakuasi dari rumah sakit, tetapi mereka juga menciptakan lingkungan yang mengintimidasi sehingga membuat orang merasa tidak aman untuk meninggalkan rumah sakit."
Mahmoud menambahkan bahwa kontak dengan mereka yang terkepung di rumah sakit telah hilang semalam.
Rekaman yang diverifikasi oleh Al Jazeera menunjukkan warga Palestina yang terluka berlindung di koridor rumah sakit, jauh dari jendela, setelah pasukan Israel melepaskan tembakan ke fasilitas tersebut.
Mahmoud mengatakan bahwa meskipun demikian, "banyak korban luka" dilaporkan akibat peluru yang menembus dinding dan merusak peralatan.
Serangan Israel yang terus-menerus selama lebih dari 14 bulan telah menghancurkan daerah kantong itu dan membuat hampir seluruh 2,4 juta penduduknya mengungsi.
Lebih dari 45.000 orang, sebagian besar anak-anak dan wanita, telah tewas dalam serangan yang telah menimbulkan kecaman global.
Israel membenarkan serangan mematikannya sebagai respons terhadap serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober 2023, di mana hampir 1.100 orang tewas dan sekitar 250 orang ditawan.