Israel Cari-cari Alasan Demi Benarkan Invasinya di Suriah, Sebut Keberadaannya Sangat Penting
Israel saat ini tengah mencari-cari alasan untuk membenarkan invasinya di Suriah selatan. Mereka menyebut keberadaannya sangat penting di wilayah itu.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
"Intelijen Israel mengetahui indikasi awal niat kelompok-kelompok ini untuk mencapai dataran tinggi Suriah," tulis Yedioth Ahronoth.
Terlepas dari kebenaran yang disebutkan di atas, situs web tersebut mengklaim bahwa “tentara tidak cepat mengambil tindakan, mengingat sensitivitas situasi dan fakta bahwa daerah tempat demonstrasi berlangsung dihuni oleh sekitar 70.000 warga Suriah”.
Dalam konteks tersebut, ia mengacu pada sebuah insiden di mana “tentara melihat sejumlah militan yang telah mendirikan pos pemeriksaan di pintu masuk sebuah desa di selatan dataran tinggi Suriah, dan tentara bersiap untuk mengebom dan menargetkan mereka”.
Namun pada akhirnya mereka memutuskan untuk membatalkannya setelah dipastikan bahwa pos pemeriksaan tersebut didirikan dengan tujuan untuk mencegah keluarnya orang-orang bersenjata dari daerah tersebut.
Awal pekan kemarin, surat kabar Yedioth Ahronoth mengungkapkan bahwa tentara pendudukan telah memulai operasi logistik yang “kompleks”, di mana markas militer dan infrastruktur dibangun di puncak Gunung Hermon di Suriah selatan, termasuk bagian yang baru diduduki.
Baca juga: Moskow Peringatkan AS & Inggris, Mereka Persiapkan Serangan ISIS terhadap Pangkalan Udara di Suriah
Hal itu bertujuan untuk mempersiapkan landasan bagi pertemuan puncak yang berkepanjangan, setidaknya sampai akhir musim dingin, seperti yang dinyatakan oleh lebih dari satu pejabat Israel, yang dipimpin oleh Menteri Pertahanan Israel Katz.
Ledakan di Dekat Damaskus Tewaskan 11 Orang
Sebuah ledakan di sebuah depot senjata dekat Ibu Kota Suriah, Damaskus, pada hari Minggu menewaskan 11 orang.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan penyebab ledakan di kawasan industri Adra, sekitar 30 kilometer dari Damaskus, “kemungkinan” adalah serangan Israel.
Namun sumber militer Israel mengatakan kepada AFP di Yerusalem bahwa tentara “tidak menyerang di daerah tersebut”.
Seorang pejabat dari daerah sekitar, yang meminta identitasnya dirahasiakan, mengatakan kepada AFP bahwa "ledakan yang tidak diketahui asalnya" mengguncang kawasan industri Adra, melaporkan jumlah korban yang tidak disebutkan dan menambahkan bahwa operasi penyelamatan masih berlangsung.
Baca juga: Penguasa De Facto Suriah Mengatakan Butuh Waktu Empat Tahun untuk Menyelenggarakan Pemilu
Kepala Observatorium, Rami Abdel Rahman mengatakan kepada AFP bahwa "sedikitnya 11 orang tewas dalam ledakan yang kemungkinan disebabkan oleh serangan Israel" di "depot senjata milik rezim al-Assad" di wilayah Adra.
"Kami tidak mengetahui adanya serangan IDF (tentara) di daerah tersebut. IDF tidak menyerang di daerah tersebut," ucap militer Israel, dikutip dari Al Arabiya.
Abdel Rahman mengatakan bahwa mereka yang tewas "sebagian besar adalah warga sipil".
Ia menambahkan bahwa sejak al-Assad digulingkan, sejumlah warga sipil di negara tersebut telah pergi ke bekas posisi militer untuk mencari "apa saja yang bisa dijual", termasuk logam.
Israel melancarkan ratusan serangan udara terhadap fasilitas militer Suriah setelah pasukan oposisi menggulingkan al-Assad pada tanggal 8 Desember, dengan alasan untuk mencegah fasilitas tersebut jatuh ke tangan musuh.
(Tribunnews.com/Whiesa)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.