632 Pemukim Yahudi Langgar Status Quo Masjid Al-Aqsa, Polisi Israel Hadang Warga Masuk Kota Tua
632 pemukim Yahudi menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki, di bawah pengawalan ketat dari Polisi Israel.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM - Pada Selasa (31/12/2024), sebanyak 632 pemukim Yahudi menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki, di bawah pengawalan ketat dari Polisi Israel.
Kejadian ini menambah ketegangan yang sudah lama terjadi di wilayah tersebut, di mana konflik agama dan politik terus berlanjut.
Kantor berita Palestina, Wafa, melaporkan bahwa aksi provokatif ini melanggar status quo yang telah diterapkan di Al-Aqsa selama puluhan tahun.
Status quo tersebut hanya memperbolehkan umat Muslim untuk beribadah di tempat suci tersebut.
Sumber-sumber lokal juga mencatat bahwa para pemukim Yahudi tersebut melakukan tur yang mengarah pada provokasi di halaman Masjid Al-Aqsa.
Mereka bahkan melaksanakan ritual Talmud di dekat Kubah Batu, yang merupakan salah satu simbol paling penting bagi umat Islam.
Tindakan ini semakin memperburuk ketegangan, mengingat Al-Aqsa telah lama menjadi tempat suci yang eksklusif bagi umat Muslim untuk beribadah.
Akses Warga Palestina ke Al-Aqsa Dihalangi
Polisi Israel yang mengamankan serbuan itu dilaporkan mencegah warga Palestina memasuki Kota Tua Yerusalem.
Menurut Middle East Eye, mereka tidak hanya menghalangi warga Palestina yang ingin mengakses Masjid Al-Aqsa, tetapi juga menahan beberapa orang yang mencoba masuk ke Kota Tua untuk beribadah atau sekadar melintas.
Tindakan ini semakin memperburuk ketegangan yang sudah ada, mengingat Al-Aqsa adalah tempat suci yang dihormati umat Muslim di seluruh dunia.
Baca juga: Pemukim Yahudi Serbu Masjid Al Aqsa, Pasukan Pendudukan Israel Tangkap Warga Palestina di Tepi Barat
Situasi Suram di Yerusalem
Dikutip dari The Express Tribune, sejak tahun 1967, setelah pendudukan Yerusalem Timur oleh Israel, Masjid Al-Aqsa telah menjadi simbol perlawanan terhadap pendudukan tersebut.
Israel, di sisi lain, menyatakan bahwa masjid itu juga memiliki arti penting bagi umat Yahudi, karena mereka meyakini bahwa Masjid Al-Aqsa terletak di lokasi yang sama dengan Kuil Yahudi yang bersejarah.
Bagi banyak warga Palestina dan umat Muslim di seluruh dunia, serbuan ini dianggap sebagai upaya sistematis untuk mengubah status quo yang telah diterima internasional dan merusak hak-hak umat Muslim untuk beribadah di tempat suci mereka.
Tindakan ini mengundang kecaman dari berbagai kelompok internasional yang menilai bahwa langkah-langkah Israel berpotensi memperburuk ketegangan di wilayah tersebut.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.