Tentara IDF Sibuk di Gaza Utara, Hamas Kendalikan Lagi Gaza Tengah: Basmi Geng Pencuri Truk Bantuan
Saat IDF tengah sibuk dan memfokuskan serangan pada Gaza Utara, Hamas dilaporkan justru bisa kembali merebut kendali wilayah Gaza Tengah.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Bulan lalu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memperingatkan tentang kelaparan yang "tidak dapat ditoleransi" di daerah kantong Palestina itu. "Khawatir dengan temuan laporan IPC
"(Integrated Food Security Phase Classification) hari ini bahwa pengungsian yang tinggi dan pembatasan aliran bantuan kemanusiaan berarti orang-orang di Gaza menghadapi tingkat kelaparan yang sangat parah," tulis Guterres di X.
Israel telah melanjutkan serangannya yang menghancurkan di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Serangan itu telah menewaskan lebih dari 43.600 korban dan membuat daerah kantong itu hampir tidak dapat dihuni. Israel menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perang mematikannya di Gaza.
Baca juga: Seputar Generals Plan, Rencana Kejam Israel dalam Operasi Kelaparan dan Pemusnahan Gaza
Rencana Kejam Membuat Warga Gaza Mati Kelaparan
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dilaporkan sedang memeriksa proposal untuk menutup bantuan kemanusiaan ke Gaza utara, dengan tujuan membuat ratusan ribu orang yang tidak bisa meninggalkan rumah mereka mati kelaparan.
Dalam proposal tersebut, yang dilihat oleh Associated Press, warga yang masih berada di Gaza utara akan diklasifikasikan sebagai kombatan.
Artinya, tentara Israel diperbolehkan menembak mereka.
Warga pun akan dilarang mengakses makanan, air, obat-obatan, dan bahan bakar.
Proposal itu dibuat oleh sekelompok pensiunan jenderal Israel.
Mereka menyerukan agar Israel tetap mengendalikan Gaza utara dalam waktu yang tidak terbatas untuk membentuk administrasi baru, sehingga membagi Jalur Gaza menjadi dua bagian.
Media Israel melaporkan bahwa Netanyahu mengatakan dalam sesi tertutup komite parlemen bahwa ia sedang mempertimbangkan rencana tersebut.
Otoritas Israel yang mengetahui masalah tersebut mengatakan sebagian dari rencana itu bahkan sudah dilaksanakan.
Rencana tersebut memberi warga Palestina waktu seminggu untuk meninggalkan sepertiga utara Jalur Gaza, termasuk Kota Gaza, sebelum mendeklarasikan wilayah tersebut sebagai zona militer tertutup.
Israel telah mengeluarkan banyak perintah evakuasi untuk wilayah Gaza utara selama satu tahun ini, dan yang terbaru adalah pada hari Minggu (6/10/2024).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.