70 Warga Palestina Tewas saat Biden Sepakati Penjualan Senjata ke Israel Senilai 8 Miliar Dolar
Di tengah meningkatnya korban jiwa dan kehancuran besar di Gaza, pemerintahan Joe Biden baru saja menyetujui penjualan senjata senilai 8 miliar dolar.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
Keputusan ini muncul pada saat serangan Israel terhadap Gaza, yang dimulai pada 7 Oktober 2023, telah menyebabkan bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Serangan-serangan tersebut terus memakan korban jiwa dan menghancurkan infrastruktur di Gaza, sementara bantuan kemanusiaan sulit mencapai mereka yang terdampak.
Meskipun ada kritik internasional terhadap kebijakan Israel di Gaza, pemerintahan Biden tetap siap untuk menyuplai senjata.
Stephen Zunes, seorang profesor politik di Universitas San Francisco, berbicara kepada Al Jazeera mengenai rencana Gedung Putih untuk mengirimkan senjata ke Israel.
"Israel menggunakan senjata-senjata ini dengan sangat cepat, sebagaimana dibuktikan oleh kematian dan kehancuran besar yang sedang terjadi, dan Biden siap untuk memasoknya kembali," kata Zunes.
Zunes juga menambahkan, "Jika Biden tidak melakukannya, saya yakin pemerintahan Trump yang akan datang akan melakukannya."
Meskipun kesepakatan ini masih harus disahkan oleh Senat dan DPR AS, Zunes menyatakan bahwa hal ini tidak mungkin menghambat prosesnya.
"Tidak ada satu pun transfer senjata yang pernah diblokir oleh Kongres. Jadi, sayangnya sangat sedikit yang bisa menghentikannya," kata Zunes.
"Pada titik ini, transfer senjata akan terus berlanjut tanpa henti."
Meski kebijakan ini mendapat dukungan dari Gedung Putih dan Kongres, Zunes mencatat bahwa di luar itu, terdapat penentangan yang lebih luas terhadap pemasokan senjata ke Israel.
Banyak pihak, termasuk kelompok hak asasi manusia dan sebagian besar masyarakat internasional, mengkritik tindakan ini, terutama mengingat jumlah korban sipil yang terus bertambah di Gaza.
"Biden melakukan ini meski menghadapi penentangan yang meluas, tidak hanya di komunitas internasional, tidak hanya dari kelompok hak asasi manusia, tetapi menurut jajak pendapat, mayoritas rakyat Amerika," tambahnya.
Kritik terhadap kebijakan Biden datang tidak hanya dari luar negeri, tetapi juga dari dalam negeri.
Beberapa pihak menilai pemerintahannya terlalu mendukung Israel di tengah bencana yang terus berlanjut di Gaza.
Di sisi lain, para pendukung Israel, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, mengharapkan dukungan terus berlanjut.
Pemerintahan Netanyahu bahkan menuduh Gedung Putih memberlakukan "larangan senjata diam-diam" terhadap Israel.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.