Komandan Kompi Brigade Nahal IDF Tewas di Gaza Utara, Al Qassam Panen Tank Merkava Israel
Belakangan, IDF menyatakan tentara yang tewas merupakan seorang komandan Kompi 932 Brigade Nahal, pasukan elite divisi infanteri militer Israel
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Komandan Kompi Brigade Nahal IDF Tewas di Gaza Utara, Al Qassam Panen Tank Merkava Israel
TRIBUNNEWS.COM - Tentara pendudukan Israel (IDF) mengumumkan, pada Senin (6/1/2025) malam, kematian salah satu tentaranya dan cederanya dua lainnya dalam pertempuran di Jalur Gaza utara.
Seorang juru bicara tentara pendudukan Israel mengatakan, "Seorang tentara tewas dan dua lainnya terluka parah dalam pertempuran di Jalur Gaza utara", dilansir Khaberni, Selasa (7/1/2025).
Belakangan, IDF menyatakan tentara yang tewas merupakan seorang komandan Kompi 932 Brigade Nahal.
Baca juga: Israel Remuk di Jabalia: Qassam Ledakkan 4 Tank Merkava, Brigade Al-Quds Bom Rumah Jebakan Isi IDF
"Tentara pendudukan Israel menyatakan, personel yang tewas adalah Zion Rafah, 28 tahun, seorang komandan kompi di Batalyon 932 Brigade Nahal, dan dia terbunuh dalam pertempuran di Jalur Gaza utara," kata laporan Khaberni mengutip pernyataan IDF.
Tentara pendudukan Israel sejauh ini mengakui pembunuhan 826 perwira dan tentara sejak awal perang di Gaza pada tanggal 27 Oktober lalu, menurut apa yang diumumkan oleh Otoritas Penyiaran Israel pada Senin/Selasa malam.
Adapun 5,578 lain personel tentara pendudukan Israel terluka sejak dimulainya agresi pendudukan terhadap Gaza.
Dari jumlah itu, sebanyak 816 personel di antaranya digambarkan dalam kondisi serius, 1,391 luka sedang, dan 3,371 luka ringan.
Babak Belur, 50 Perwira Tewas
Sebelumnya, IDF pada Sabtu (28/12/2024), mengumumkan penarikan Brigade Nahal dari Rafah, selatan Jalur Gaza.
IDF dilaporkan mengalihkan tanggung jawab agresi di wilayah tersebut ke Brigade Kiriyati.
Sejak awal agresi, Brigade Nahal telah menderita kerugian besar, dengan sedikitnya 50 perwira dan tentara dari pasukannya tewas dan ratusan lainnya luka-luka.
Baca juga: Al Qassam Lumpuhkan 3 Drone Israel, Mortir Kaliber Berat Hujani IDF di Al-Barid Jabalia
Tentara mengatakan dalam sebuah pernyataan, "Tim Tempur Brigade Nahal “menyelesaikan misinya di wilayah Rafah minggu lalu setelah 7 bulan pertempuran, mengalihkan tanggung jawab atas wilayah tersebut kepada Tim Tempur Brigade Kiryati (Brigade 4 reserve).
Brigade Nahal (Brigade 933)
Brigade ini didirikan pada 1948 dan berperan dalam operasi-operasi di perbatasan utara Israel dengan Suriah dan Lebanon, serta di Gaza.
Brigade ini terdiri dari beberapa batalion, termasuk Batalion 50 dan Batalion 931.
Pada agresi terhadap Gaza akhir 2023, brigade ini mengalami kerugian signifikan, termasuk kematian dua perwira tinggi, yang memaksa Israel menarik brigade ini pada April 2024.
Israel terus mengalami kerugian dalam operasi militernya di Gaza, yang memaksa penarikan brigade demi mengurangi kerugian besar.
Brigade 4 Cadangan (Brigade Kiryati)
Brigade ini didirikan pada Februari 1948 sebagai bagian dari organisasi Haganah dan awalnya merupakan unit infanteri yang bertanggung jawab atas keamanan Tel Aviv dan daerah sekitarnya, menjadikannya bagian dari ekspansi militer Israel pada masa itu.
Pada tahun 1972, brigade ini berkembang menjadi brigade lapis baja dan berpartisipasi dalam pertempuran, termasuk Perang 1967 dan Perang Oktober 1973.
Brigade Kiryati terdiri dari berbagai unit, termasuk batalion lapis baja dan infanteri.
Beberapa di antaranya adalah Batalion 42, 44, dan Batalion 95 yang kemudian menjadi batalion infanteri, serta Batalion 142 yang ditambahkan ke dalam brigade ini.
Brigade ini terlibat dalam berbagai operasi militer yang bertujuan mempertahankan dan memperluas pendudukan Israel, mulai dari Perang 1948, termasuk menguasai wilayah seperti Tel Aviv dan Ramla.
Pada tahun 2023, brigade ini berpartisipasi dalam pertempuran di Khan Yunis, melancarkan serangan di daerah Palestina, dan menghancurkan infrastruktur.
Brigade ini menarik pasukannya dari Jalur Gaza selatan pada 27 Januari 2024 setelah pertempuran sengit melawan pejuang Palestina di wilayah utara dan timur Khan Yunis.
Rafah Kuburan Perwira IDF
Meski dirata-tanahkan, Rafah terbukti masih menjadi basis perlawanan keras milisi pembebasan Palestina.
Para perwira dan komandan kompi IDF kerap menjadi target serangan penyergapan di wilayah ini.
Pada pekan pertama bulan ini, IDF menyatakan, Dua tentara IDF tewas di Jalur Gaza selatan Senin (16/12/2024).
Dalam pengumuman yang dilansir Times of Israel Selasa (17/12/2024), IDF menyatakan satu personel yang terbunuh bernama Mayor (res.) Moshiko (Maxim) Rozenwald.
Baca juga: Divisi Elite Tentara Israel Kembali Dikerahkan dari Lebanon ke Gaza
Tentara IDF nahas berusia 35 itu merupakan seorang komandan kompi di Batalyon 7107 Korps Teknik Tempur, dari Modiin.
"IDF mengatakan nama prajurit kedua akan diumumkan kemudian," kata laporan tersebut.
Menurut penyelidikan awal IDF, kedua tentara tersebut tewas dan dua lainnya luka ringan setelah sebuah bangunan tempat mereka berada, di kawasan Rafah, runtuh.
Tidak ada bahan peledak atau jebakan Hamas yang teridentifikasi di daerah tersebut, demikian temuan penyelidikan IDF.
Rafah Kembali Membara
Seiring terjadinya gencatan senjata di front utara antara pasukan Israel dan gerakan perlawanan Lebanon, Hizbullah, sejumlah wilayah di Gaza dilaporkan kembali membara karena bombardemen Israel.
Faksi Perlawanan Palestina terlibat dalam berbagai operasi melawan pasukan pendudukan Israel di Gaza, menimbulkan korban jiwa dan menghancurkan kendaraan.
Brigade al-Quds, sayap militer Gerakan Jihad Islam Palestina, mengumumkan, pada hari Minggu, bahwa mereka meluncurkan rentetan tembakan mortir yang menargetkan pertemuan tentara pendudukan Israel dan kendaraan militer yang telah menyusup ke lokasi-lokasi di lingkungan al-Jeneina, sebelah timur Rafah.
Brigade tersebut sebelumnya telah mengumumkan peledakan tiga alat peledak yang telah ditanam sebelumnya yang menargetkan kendaraan Israel saat mereka maju beberapa hari lalu di sekitar Sekolah Tunis dan dekat Masjid Martir Abdul Aziz al-Rantisi di selatan al-Shujaiya, Kota Gaza.
Laporan itu mengonfirmasi penghancuran kendaraan militer Israel dengan alat peledak jenis Thaqeb yang telah ditanam sebelumnya selama pergerakannya di sekitar Menara al-Nada di wilayah Beit Hanoun di Gaza utara.
Sementara itu, Brigade al-Qassam, sayap militer Hamas, mengumumkan bahwa para pejuangnya berhasil menembak jatuh seorang tentara pendudukan Israel di daerah penyusupan, poros timur Jabalia al-Balad, di Jalur Gaza utara.
Selain itu, pasukan Martir Omar al-Qassem, sayap militer Front Demokratik untuk Pembebasan Palestina, menargetkan pasukan pendudukan Israel yang ditempatkan di lingkungan al-Jieneina, timur Rafah, di Jalur Gaza selatan, juga dengan peluru mortir.
Baca juga: Al Qassam Lumpuhkan 3 Drone Israel, Mortir Kaliber Berat Hujani IDF di Al-Barid Jabalia
Qassam Ledakkan Tank Merkava
Sementara itu, Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas, menargetkan lima tank Israel di Jalur Gaza bagian utara.
Dalam pernyataannya pada hari Sabtu, (4/1/2024), awalnya Al Qassam mengatakan para pejuangnya menyerang satu tank Merkava Israel di area Al Saftawi, sebelah barat kamp pengungsian Jabalia. Tank itu diserang dengan sebuah bom.
Lalu, Al Qassam menargetkan empat tank lainnya di Jabalia bagian timur dengan bom pula.
Dalam pernyataan yang berlainan, brigade itu mengaku menyerang satu helikopter Apache Israel dengan rudal. serangan ini terjadi di selatan kamp pengungsuan Al Bureij, Gaza bagian tengah.
Di sisi lain, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) belum buka suara mengenai pengakuan Hamas itu.
Adapun akhir tahun lalu Hamas juga menyerang satu tank Merkava dengan cara membakarnya bersama dengan tentara yang ada di dalamnya.
Selain itu, Hamas menyerang sejumlah tentara Israel yang sedang berada di atas sebuah jip dengan granat tangan. Lima tentara di dua kendaraan itu tewas, lainnya terluka.
Times of Israel menyebutkan ada tiga tentara Israel yang tewas. Salah satunya kehilngan nyawa saat bertempur di Gaza utara.
Tentara itu bernama Sersan Uriel Peretz (23) dari Brigade Kfir. Dia berasal dari Beitar Illit.
Adapun tiga tentara lainnya terluka karena karena peristiwa yang sama di area Beit Hanoun. IDF belum mengeluarkan rincian mengenai peristiwa itu.
Sebelumnya, IDF juga mengatakan salah satu tentaranya tewas saat menyerbu Jabalia. Tentara itu adalah Yuval Shoham dari Batalian Lapis Baja Ke-19.
Baca juga: Lama Disandera di Gaza, Warga Israel Berkeluh Kesah: Kabinet Netanyahu Ingin Bunuh Kami
IDF menyebut tewasnya Shoham tengah diselidiki. Namun, Channel 12 menyebut hasl penyelidikan awal menunjukkan bahwa dia tewas karena kecelakaan operasional.
Menurut catatan Israel, Shoham adalah tentara ke-824 yang tewas sejak perang di Gaza meletus tahun lalu.
Pada hari yang sama IDF juga melaporkan ada satu tentara di Brigade Infantri Nahal yang terluka para saat pertempuran di Gaza utara.
Sementara itu, Brigade Al-Qassam mengklaim pihaknya menargetkan satu tank Merkava Israel dengan bom berdaya ledak tinggi. Kemudian, mereka menyerang pasukan penyelamat di Jabalia dengan peluru Al-Yassin 105.
Hamas sukses 'comeback'
Target utama Israel di Gaza, yakni Hamas, dilaporkan bangkit lagi. The Jerusalem Post dan Channel 12 menyampaikan Hamas merekrut personel baru.
Channel 12 menyebut Hamas dan kelompok Jihad Islam disebut memiliki 20.000 hingga 23.000 pejuang, sedangkat The Jerusalem Post mengklaim jumlah pejuang Hamas mencapai sekitar 12.000 orang.
Menurut Pasukan Pertahanan Israel (IDF), pada awal perang jumlah pejuang Hamas mencapai 25.000 personel. IDF mengatakan ada 14.000 hingga 16.000 pejuang Hamas yang terluka.
Adapun The Jerusalem Post berujar ada lebih dari 6.000 warga Gaza yang ditahan Israel saat perang.
"Hamas sukses melakukan comeback besar dengan merekrut pasukan baru," kata The Jerusalem Post hari Kamis pekan lalu.
Baca juga: Serangan IDF Hancurkan Rumah Sakit Indonesia di Gaza
Sementara itu, narasumber militer Israel di Komando Selatan mengklaim Hamas telah merekrut ribuan juru tempur baru untuk sayap militernya, yakni Brigade Al-Qassam.
Kepada media Israel bernama Walla, narasumber itu menyinggung dua sosok penting di Jalur Gaza.
Keduanya ialah Muhammad Sinwar atau Abu Ibrahim (saudara eks Kepala Biro Politik Hamas Yahya Sinwar) dan Izz ad-Din al-Haddad atau Abu Suhaib.
Muhammad Sinwar disebut telah mengambil alih pasukan di Gaza selatan, terutama di Khan Younis.
Sementara itu, al-Haddad mengepalai Al-Qassam dan sebelumnya pernah menjadi anggota dewan militer.
Sejak perang di Gaza meletus tanggal 7 Oktober 2023, keduanya berhasil menghindari intelijen Israel.
Menurut narasumber di Komando Selatan, Sinwar dan al-Haddad beroperasi secara terpisah. Metode operasi masing-masing juga tidak seperti biasanya.
Adapun di dalam militer Israel muncul beragam opini tentang seberapa jauh kehancuran yang mendera Brigade Al-Qassam dan kebangkitan brigade itu selama setengah tahun belakangan.
Menurut narasumber itu, para pejuang Hamas yang berhasil lari dari Pasukan Pertahanan Israel (IDF) kini berkumpul di dua area utama.
Disebutkan pula, dalam beberapa bulan terakhir para pejuang itu mulai berkumpul di bangunan yang dibuat Hamas.
Ada panglima baru, pelatihan, dan perubahan metode tempur untuk melawan operasi IDF. Mereka membangun garis pertahanan baru.
(oln/Toi/TC/*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.