Qatar Ikut Kutuk Israel yang Keluarkan Peta Hak Teritorial Historis Cakup Yordania, Lebanon, Suriah
Kementerian Luar Negeri Qatar menganggap penerbitan peta Israel tersebut sebagai "pelanggaran mencolok terhadap resolusi legitimasi internasional
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
"Apa yang terjadi adalah konfirmasi atas sifat agresif dan kolonial dari entitas ini, ambisi ekspansionisnya, dan niatnya untuk meningkatkan agresi dengan tujuan menundukkan masyarakat di wilayah tersebut dan merampas sumber daya mereka,” tambahnya.
Hamas juga menekankan kebijakan agresif dan pernyataan publik yang berulang-ulang ini bertepatan dengan perang genosida dan pembersihan etnis brutal yang sedang berlangsung di Jalur Gaza dan Tepi Barat.
Gerakan perlawanan tersebut menekankan perlunya menghentikan kejahatan Zionis yang sedang berlangsung terhadap rakyat Palestina, dan memberi mereka sarana dukungan dan dukungan dalam menghadapi rencana fasis yang menargetkan seluruh wilayah Arab.
Kementerian Luar Negeri Yordania mengutuk foto-foto yang dipublikasikan oleh akun resmi Israel di platform media sosial, yang menunjukkan peta wilayah yang diklaim bersejarah bagi Israel, yang termasuk wilayah Palestina yang diduduki, Yordania, Lebanon, dan Suriah.
Sebelumnya, sebuah halaman Facebook yang berafiliasi dengan Kementerian Luar Negeri Israel, yang disebut “Israel Berbicara Bahasa Arab,” menerbitkan gambar peta yang diklaim berasal dari lebih dari 900 tahun SM.
Peta tersebut menunjukkan apa yang disebut sebagai perbatasan kerajaan “Israel” dan “Yehuda,” mengklaim apa yang disebutnya “Kerajaan Israel” telah ada “selama 3.000 tahun.”
Baca juga: Bersikukuh pada Tuntutan, Hamas Minta Israel Akhiri Perang Gaza Sesuai Kesepakatan Penyanderaan
Jumlah Korban di Jalur Gaza
Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 45.885 jiwa dan 109.196 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Selasa (7/1/2025) menurut Kementerian Kesehatan Gaza, dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.
Sebelumnya, Israel mulai menyerang Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak pendirian Israel di Palestina pada 1948.
Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 sandera Palestina pada akhir November 2023.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.