Sosok di Balik Rencana Pengusiran Warga Gaza Terungkap, Bukan Trump ataupun Netanyahu
Presiden AS Donald Trump disebut bukan inisiator rencana pemindahan paksa warga Jalur Gaza dan penguasaan tanah Palestina itu oleh AS.
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Pravitri Retno W
![Sosok di Balik Rencana Pengusiran Warga Gaza Terungkap, Bukan Trump ataupun Netanyahu](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/Personel-Brigade-Al-Qassam-sayap-militer-Hamas-menyapa-penduduk-Gaza.jpg)
TRIBUNNEWS.COM – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, disebut bukan inisiator rencana pemindahan paksa warga Jalur Gaza dan penguasaan tanah Palestina itu oleh AS.
Dilaporkan, inisiator itu ialah Jared Kushner, menantu Trump sekaligus penasihat senior Gedung Putih.
Kushner pernah menjadi utusan tidak resmi Trump untuk urusan Timur Tengah. Dia juga bertanggung jawab atas rencana perdamaian di kawasan itu.
Narasumber yang didapatkan Puck News mengklaim Kushner terlibat perumusan pernyataan Trump tentang rencana masa depan Gaza. Pernyataan disampaikan hari Selasa, (4/2/2025), di Gedung Putih bersama Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
Puck menyebut Netanyahu sebelumnya tidak pernah meminta Trump untuk menerapkan rencana seperti itu.
Adapun ide pemindahan warga Gaza sudah pernah diungkapkan oleh Kushner dalam pidatonya pada Februari 2024 lalu di Universitas Harvard.
"Properti di tepi laut Gaza, itu bisa sangat bernilai jika orang-orang berfokus membangun mata pencaharian," kata Kushner dikutip dari The Times of Israel yang mengutip Puck News.
"Situasi di sana agak kurang menguntungkan, tetapi saya pikir dari sudut pandang Israel, saya akan berusaha yang terbaik untuk memindahkan orang-orang dari sana dan kemudian membersihkannya."
"Tetapi, saya tidak berpikir Israel telah mengatakan mereka tidak menginginkan orang-orang itu kembali ke sana setelahnya."
Kushner menyarankan warga Gaza dievakuasi ke dua tempat, yakni di Mesir dan Gurun Negev di Israel.
"Saya hanya perlu mendorong buldoser ke Negev, beruapa memindahkan orang-orang ke sana."
"Saya tahu hal itu tak akan banyak disukai, tetapi itu adalah opsi yang lebih baik sehingga kita bisa masuk dan merampungkan pekerjaan."
Baca juga: Sekjen PBB, Antonio Guterres Peringatkan Donald Trump untuk Menghindari Pembersihan Etnis di Gaza
Ketika ditanya mengenai kemungkinan Netanyahu tak akan mengizinkan warga Gaza kembali, dia menjawab, "Mungkin saja."
"Saya tidak yakin saat ini masih ada banyak yang tersisa di Gaza. Jika kalian berpikir tentang itu, Gaza tak pernah menjadi preseden historis. Gaza adalah hasil perang," katanya dikutip dari Maariv.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.