Cerita Mantan Kasau yang Terbangkan Pesawat Hercules ke 4 Pangkalan Udara dalam Sehari
Kapal induk Kerajaan Inggris yang dikawal oleh dua kapal perusak (destroyer) itu kemudian melintasi Selat Sunda. Indonesia tegang.
Editor: Malvyandie Haryadi
Persiapan-persiapan dilakukan di Skadron 31 Angkut Berat. Ban pada roda-roda utama tekanannya dikurangi dan sedikit dikempeskan.
Bahan bakar dikurangi, hanya tinggal 7 ton. Hal ini dilakukan sesuai dengan prosedur darurat agar landasan pacu tidak rusak dan pendaratan aman.
Gorda yang pertama. Di sini tidak tersedia komunikasi radio antara pesawat udara dengan petugas lapangan di darat.
Karena itulah, upaya pendaratan yang pertama gagal karena di landasan pacu ada banyak sapi dan kerbau yang sedang merumput.
Untuk mengusir binatang-binatang tersebut, pesawat bermesin empat ini harus terbang rendah di atas landasan pacu.
Setelah itu, barulah pesawat dapat mendarat dengan selamat. Inilah kali pertama pesawat Hercules mendarat di Gorda.
Hercules kemudian diparkirkan di tempat yang aman. Bergegas bersama awak pesawat lainnya, ia kembali ke Lanuma Halim menggunakan helikopter yang sudah tersedia.
Pengungsian kedua di Semplak, Bogor. Landasan pacu di sini panjangnya 800 meter berupa lapangan rumput yang kondisinya bergelombang dan lembek, juga becek setelah tersiram hujan.
Pendaratan hanya bisa dilakukan dari arah utara karena di ujung selatan landasan terdapat pepohonan yang tinggi dan dapat menyulitkan proses pendaratan.
Setelah sekitar 10 menit terbang dari Halim, sampailah kami di atas lapangan terbang Semplak.
Sukardi tak segera melakukan pendaratan, tapi simulasi approach dan pendaratan dulu.
Simulasi itu dilakukan dengan konsentrasi penuh sambil mengamati situasi dan kondisi landasan rumput, yang katanya semalam diguyur hujan lebat, dari jarak dekat.
Setelah yakin kalau landasan rumput itu bersih dan bebas rintangan, Sukardi pun siap mendarat.
Ia berkonsentrasi penuh untuk melakukan proses pendaratan.