Cuaca Tidak Menentu dan Timbul Penyakit Menular? Stop Khawatir! Ini Tips Ampuh untuk Bunda
Cuaca yang tidak menentu dan padatnya aktivitas anak-anak membuat sebagian orang tua khawatir dengan kekuatan imun tubuh pada anak.
TRIBUNNEWS.COM - Iklim cuaca yang tidak menentu tengah melanda sejumlah wilayah di Indonesia akhir-akhir ini. Salah satunya adalah cuaca panas menyengat yang hampir berada di seluruh wilayah Indonesia.
Melansir akun Instagram @infobmkg, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan terdapat beberapa penyebab cuaca cukup panas terjadi di Indonesia, seperti adanya tren pemanasan global, perubahan iklim, adanya fenomena gerak semu matahari, hingga kurangnya tutupan awan yang menyumbang suhu panas terjadi.
Cuaca yang tidak menentu dan padatnya aktivitas anak-anak membuat sebagian orang tua khawatir dengan kekuatan imun tubuh pada anak. Apalagi belakangan mulai menjadi pembicaraan kembali mengenai penyakit menular Flu Singapura yang terjadi di sejumlah daerah di Indonesia.
Melansir dari Tribunbatam.id, kasus Flu Singapura tengah menghantui anak-anak di Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau (Kepri). Diketahui, pada empat bulan terakhir, puluhan anak-anak telah terinfeksi Flu Singapura. Penemuan pertama terjadi pada Mei 2023, dan seiring berjalannya waktu, kasus Flu Singapura itu meningkat sebanyak 23 kasus pada Juni 2023. Kasus ini kembali meningkat pada Juli 2023 dengan 11 kasus dan pada Agustus 2023 dengan 10 kasus Flu Singapura.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bintan dr Gama AF Isnaeni mengatakan, kasus Flu Singapura di Kabupaten Bintan terus mengalami kenaikan. Terbaru, hingga September 2023, anak yang terkena Flu Singapura berjumlah 45 kasus.
Perlu diketahui, Flu Singapura adalah penyakit menular yang umumnya disebabkan oleh infeksi virus Coxsackievirus A16 dan Human Enterovirus 71 (HEV 71). Penyakit ini umum dikenal juga dengan sebutan hand, foot, and mouth disease (HFMD) dan umumnya menyerang anak-anak.
Anak dapat tertular Flu Singapura jika tanpa sengaja berkontak langsung dengan cairan dari orang yang sudah lebih dulu terinfeksi. Biasanya, anak akan mengalami tanda-tanda seperti luka di mulut dan ruam di beberapa bagian tubuh.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), penyakit menular ini umumnya diawali dengan gejala demam, nyeri tenggorokan atau susah menelan, nafsu makan yang menurun, dan nyeri pada seluruh badan.
Setelah demam berlangsung selama 1-2 hari, timbul bintik-bintik merah di sekitar rongga mulut yang kemudian pecah menjadi sariawan. Kemudian, timbul juga ruam-ruam kulit dan bintik-bintik merah di telapak tangan dan kaki.
Selain itu, penyakit ini juga menunjukkan gejala seperti mengeluarkan air liur lebih banyak (drooling) dan muncul ruam merah berisi virus yang tampak melepuh pada telapak tangan, kaki, lutut, siku, pantat, maupun daerah genital. Parahnya, pada anak yang mengalami kondisi lebih berat, gejala Flu Singapura ini disertai juga dengan penurunan kesadaran dan kejang.
Meskipun penyakit ini umumnya tidak berbahaya, tetapi penyakit ini bisa menjadi berbahaya apabila penderita tidak diberikan perawatan medis yang tepat. Pada beberapa kasus, penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi yang cukup berat, mulai dari kesulitan minum dan makan sehingga anak mengalami dehidrasi hingga menyebabkan meningitis (radang selaput otak) dan ensefalitis yang mengakibatkan harus menjalani perawatan intensif.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), hingga kini tidak ada pengobatan Flu Singapura secara khusus, karena penyakit Flu Singapura disebabkan oleh virus maka proses penyembuhannya bersifat self limiting disease atau dapat sembuh sendiri dalam waktu sekitar dua minggu.
Meski begitu, pasien Flu Singapura juga tetap perlu penanganan khusus, salah satunya dengan membiarkan anak untuk istirahat di rumah dan tidak melakukan aktivitas yang menimbulkan anak bertemu dengan orang banyak. Hal ini dilakukan agar anak tidak menyebarkan penyakit menular ini ke anak-anak lainnya.
Selain itu, Bunda juga bisa membantunya dengan memberikan obat parasetamol untuk mengurangi demam dan nyeri tenggorokan maupun ruam pada kulit. Bunda juga bisa membantu dengan memberikan obat kumur yang tidak mengandung alkohol agar meredakan rasa nyeri yang terjadi di dalam rongga mulut.
Apabila di sekolah anak sedang marak terjadinya kasus Flu Singapura, Bunda bisa mencegah agar terhindar dari penyakit ini dengan melakukan beberapa langkah berikut ini.
1. Ajak anak untuk rajin mencuci tangan
Menjaga kebersihan tangan dari hal apapun itu penting adanya. Bukan hanya untuk menghindari masalah pencernaan yang kerap terjadi karena jarang mencuci tangan, tetapi juga dapat menghindari dari penyakit menular, seperti Flu Singapura. Maka itu, sering-seringlah Bunda untuk mengajak anak mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama 20 detik.
Apabila tidak tersedia sabun dan air, sebaiknya Bunda bisa membantu anak membersihkan tangan dengan menggunakan hand sanitizer yang mengandung alkohol.
2. Bekali anak dengan peralatan makan sendiri
Flu Singapura merupakan salah satu penyakit yang bisa menular dan terjadi penularan lewat adanya kontak cairan dengan yang terlebih dulu terinfeksi. Maka itu, cobalah untuk membekali anak dengan peralatan makan sendiri, bisa dimulai dari tempat makan, sendok dan garpu, botol minum, sapu tangan, hingga handuk.
Selain itu, Bunda juga perlu memberitahu anak-anak untuk tidak saling bertukar barang pribadi di satu waktu yang bersamaan dengan teman lainnya. Hal ini merupakan pedoman kebersihan mendasar yang penting untuk menjaga kesehatan dan mencegah penyebaran penyakit lainnya, termasuk Flu Singapura.
3. Hindari kebiasaan menyentuh wajah
Flu Singapura ini merupakan salah satu penyakit menular yang bisa menular melalui cairan ingus dan ludah. Maka itu, untuk mencegah terjadinya penularan, Bunda harus memberikan pengertian kepada anak untuk tidak kebiasaan menyentuh daerah wajah, terutama pada mata, hidung, dan mulut. Hal ini bertujuan agar virus penyebab Flu Singapura tidak masuk ke dalam tubuh.
4. Hindari kontak langsung dengan penderita
Apabila anak sedang mengalami gejala, seperti demam atau sakit tenggorokan, sebaiknya memilih untuk tetap berada di rumah. Hal ini dapat membantu untuk menghindari penyebaran Flu Singapura kepada orang lain. Selain itu, kondisi imun anak juga mengalami penurunan, sehingga lebih mudah cepat tertular berbagai penyakit menular.
5. Jaga daya tahan tubuh anak
Salah satu gejala yang ditimbulkan dari penyakit Flu Singapura adalah munculnya luka atau sariawan di rongga mulut. Akibatnya, anak jadi ogak untuk makan dan minum, yang pada akhirnya akan mengalami kekurangan cairan dan berujung dehidrasi.
Untuk itulah, Bunda harus tetap menjaga daya tahan tubuh anak dengan memberikannya asupan makanan bergizi lengkap serta seimbang. Misalnya dengan memberikan daging, ikan, telur, sayuran, hingga buah-buahan.
Selain itu, Bunda bisa mencukupi kebutuhan nutrisi pada anak dengan memberikannya Susu Zee. Susu anak dengan Nutripro+ yang mengandung 9 asam amino esensial dapat membantu anak dalam memenuhi kebutuhan nutrisi harian dan meningkatkan fungsi kekebalan tubuh anak..
Tidak hanya mengandung 9 asam amino esensial, Susu Zee juga tinggi kalsium, protein, omega 3 & 6 yang baik untuk dukung anak tumbuh tinggi.
Sekarang Zee ada yang baru, Susu Zee Krunchzee dengan topping krezz- krezz berikan sensasi seru minum susu dengan rasa yang enak.
Dengan berbagai kandungannya, susu untuk anak umur 3-12 tahun ini dapat melengkapi kebutuhan nutrisinya di kala cuaca yang tidak menentu dan merebaknya berbagai penyakit menular, serta membantu anak untuk tumbuh tinggi lebih cepat.
Jadi, mari bantu cegah anak terserang penyakit menular dengan melakukan pencegahan dan penuhi kebutuhan asupan nutrisinya dengan sediakan selalu Susu Zee sebelum sekolah ya, Bunda!
Penulis: Andeska Gladiaventa | Editor: Vincentius Haru
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia