Mentan Panen Padi Bersama IPB di Karawang, Bukti Stok Gabah Melimpah
"Surplus produksi gabah di daerah Karawang cukup besar yakni 550 ribu ton. Ini hasil yang luar biasa," tutur Mentan dalam panen raya tersebut.
Penulis: Sponsored Content
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman bersama Plt. Bupati Karawang Cellica Nurachadiana dan pihak Institut Pertanian Bogor (IPB) melakukan panen raya padi dan memberikan bantuan benih kepada petani di Desa Mekar Asih, Kecamatan Banyu Sari, Karawang, Jumat (25/9/2015).
Padi yang dipanen dan diberikan kepada petani tersebut merupakan padi yang dihasilkan IPB yakni varietas IPB 3S.
Pengembangan budidaya padi tersebut bekerjasama antar Kementerian Pertanian dengan IPB dan Pemerintah Daerah Karawang dalam rangka pengoptimalan pencapaian swasembada beras.
Lahan yang digunakan yakni sekitar 500 hektare (ha) dan padi yang akan di panen sekitar 7 ha dengan tingkat produksi yang dihasilkan rata-rata 9,4 ton per ha.
Cellica menyampaikan surplus gabah yang dihasilkan di Kabupaten Karawang sampai saat ini di tahun 2015 sebesar 550 ribu ton.
Dengan potensi padi yang sedang dikembangkan bersama IPB dan surplus gabah tersebut, Cellica yakin stok gabah atau beras nasional di tengah gejolak musim kemarau panjang saat ini masih tersedia untuk memenuhi kebutuhan beras sampai tahun 2015.
Menteri Pertanian yang didampingi Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Karawang Cellica Nurachadiana dalam kesempatan itu berdialog dengan para petani mengungkapkan rasa bangganya dengan keberdaan benih Varietas IPB 3S.
Sebab, memiliki keunggulan khusus yaitu malai yang banyak dan panjang sehingga mampu memproduksi gabah dlam jumlah yang sangat banyak.
Dengan begitu, dapat memberikan kontribusi yang sangat besar untuk tercapainya program kedaulatan pangan pemerintah.
"Saya berharap varietas ini bisa dikembangkan dan dapat menjadi bibit yang nantinya akan dikembangkan di beberapa tempat lain di Indonesia," kata Menteri pertanian Amran Sulaiman, saat melakukan panen raya padi Varietas IPB 3S.
Dalam kesempatan ini, Mentan menegaskan bahwa di masa pemerintah Jokowi-JK yang usianya hampir 1 tahun, pemerintah belum melakukan sama sekali impor beras. Hal ini mengingat produksi gabah yang dihasilkan di tahun 2015 melimpah.
"Alhamdulillah di tahun 2015 ini di mana usia pemerintah Jokowi-JK yang akan masuk satu tahun, kita belum sama sekali melakukan impor. Ini karena stok beras kita melimpah. Buktinya surplus produksi gabah di daerah Karawang cukup besar yakni 550 ribu ton. Ini hasil yang luar biasa," tutur Mentan.
Menurut Mentan, saat ini tim peneliti IPB yang telah menghasilkan varietas IPB 3S sudah menyediakan sejumlah varietas lain yang sudah tahan terhadap setiap kondisi.
"Pada kondisi kering sudah disediakan Varietas IPB 10S yang memeiliki keunggulan dan tahan atas musim kering, dan ini sudah disiapkan oleh pihak peneliti IPB," ujar Mentan.
Sementara untuk musim penghujan, Mentan mengakui bahwa saat ini juga IPB sudah disediakan Varietas yang tahan terhadap banjir.
"Varietas yang tahan terhadap banjir juga ada, sudah disediakan dari hasil penelitian IPB, Varietas impara 30S," ujarnya.
Semua varietas benih padi tersebut ke depannya akan di didistribusikan ke sejumlah tempat yang ada di seluruh titik yang ada di seluruh Indonesia.
"Untuk di daerah Karawang sendiri saya meminta untuk segera melakukan penanaman lagi jangan berlama-lama lagi, harus segera," tegas Mentan.
Plt. Bupati Karawang Cellica Nurachadiana mengatakan pihaknya siap untuk segera melakukan penanaman padi lagi.
Hal ini demi mendukung program pencapaian swasembada pemerintah dan menjadikan sektor pertanian di Kabupaten terdepan dalam menyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD).
"Selama ini sektor industri menjadi primadona di daerah Karawang, namun hal itu tidak berdampak pada peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Namun, sektor pertanianlah yang bisa mengangkat perekonomian mayarakat dan PAD kami," kata Cellica.
Hadir dalam panen raya padi tersebut Korem 063 Sunan Gunung Jati, Kol. Inf. Sutjipto, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Hasil Sembiring, Kepala Badan Karantina Pertanian, Banun Harpini dan Pakar Ekonomi Pertanian IPB, Hermanto Siregar, Pakar Budidaya Pertanian, Ernan Rustiadi. (advertorial)