Ibu Menjadi Lingkungan Mikro Bagi Anak
Peran ibu sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak. Hal itu karena faktor lingkungan turut mempengaruhi tumbuh kembang anak
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Suharno
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Peran ibu sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak. Hal itu karena faktor lingkungan turut mempengaruhi tumbuh kembang anak, dan seorang ibu atau pengganti ibu (pengasuh) merupakan faktor lingkungan yang mikro.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak itu dipaparkan oleh dokter spesialis anak Rumah Sakit Tlogorejo, Semarang, dr Asri Purwanti ES Sp A(K) MPd pada satu seminar pekan lalu.
Asri mengatakan selain faktor lingkungan, faktor potensi genetic heredo konstitusional, yakni faktor ras, genetik, jenis kelamin, dan kelamin bawaan. Setelah itu baru peran lingkungan seperti pola asuh, asih dan asah yang turut mempengaruhi.
Asuh diartikan memberi kebutuhan ASI, nutrisi, imunisasi, sandang pangan, hingga kesehatan. Untuk Asih yakni kebutuhan hubungan ibu-anak, emosi, psikososial dan kasih sayang. Sementara Asah yaitu agama, moral etika, kreatifitas dan ketrampilan.
"Ibu menjadi lingkungan mikro, lalu ayah, kakak, adik, status sosial ekonomi jadi lingkungan mini, kemudian ada lingkungan makro yakni hal-hal di luar rumah," ujarnya.
Sementara itu, kelainan menurut Asri bisa terjadi karena ada faktor genetik dan atau karena faktor lingkungan tidak mampu mencukupi kemampuan dasar tumbuh kembang anak.
Asri menambahkan ciri-ciri anak tumbuh kembang secara normal pada umur bayi (1-3 bulan) diantaranya mengangkat kepala, mengikuti objek dengan mata, melihat dengan tersenyum, bereaksi terhadap suara atau bunyi.
"Selain itu bayi mampu mengenal ibunya dengan pengelihatan, penciuman, pendengaran dan kontak, lalu menahan barang yang dipegangnya, serta mengoceh secara spontan atau bereaksi dengan mengoceh," jelasnya.
Untuk mendeteksi penyimpangan penyimpangan, Asri pun mengatakan ada beberapa hal yang dapat dilakukan. Beberapa hal itu yakni melakukan tes daya dengar anak, tes daya lihat, hingga berkonsultasi dengan dokter anak. (*)