Ini Cara Menjemur Bayi dengan Tepat
Vitamin D dari sinar matahari selama ini dianggap pas untuk bayi. Tak heran banyak bayi yang dijemur untuk mengambil manfaatnya.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM - Vitamin D dari sinar matahari selama ini dianggap pas untuk bayi. Tak heran banyak bayi yang dijemur untuk mengambil manfaatnya.
Tapi ternyata dalam banyak artikel, disebutkan bahwa paparan sinar matahari pada bayi dapat meningkatkan risiko berkembangnya melanoma dan kanker lainnya pada usia lanjut
Untuk menentukan risiko kanker kulit, seberapa dini usia saat dimulai paparan sinar matahari, lebih berperan daripada total paparan sinar matahari selama kehidupan. Oleh karena itu, perlindungan terhadap sinar matahari terutama pada bayi, sangat penting untuk mengurangi risiko terkena kanker kulit.
Saat ini, pilihan terapi untuk ineonatorum yang utama adalah fototerapi, bukan paparan sinar matahari. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa sinar matahari sangat penting untuk sintesis vitamin D pada kulit, seorang bayi perlu terpapar radiasi ultraviolet B (UVB) tingkat rendah untuk dapat memproduksi vitamin D.16 Oleh sebab itu, paparan sinar matahari pada bayi masih menjadi pilihan dengan beberapa rekomendasi perlindungan seperti menggunakan pakaian dan tabir surya.
Sintesis vintamin D dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti umur, pigmentasi kulit, luas permukaan kulit yang terpapar dan waktu terpapar sinar matahari. Untuk meningkatkan konsentrasi vitamin D, dibutuhkan setidaknya 20% dari luas permukaan kulit terpapar sinar matahari. Beberapa penulis menganjurkan ‘sensible sun exposure’ untuk menjaga konsentrasi vitamin D yang memadai yaitu paparan kedua tangan dan kaki terhadap sinar matahari selama 5-30 menit, (tergantung waktu, musim, garis lintang dan pigmentasi kulit) antara pukul 10 pagi dan 4 sore, sebanyak 2 kali sehari.
Belum ada penelitian pada anak yang menentukan seberapa tingkat paparan sinar matahari yang dibutuhkan untuk mensintesis vitamin D yang memadai. Dengan tingginya prevalens hipovitaminosis D, maka diperlukan perhatian khusus untuk mengevaluasi kembali kecukupan diet dan penggunaan suplementasi vitamin D.
Rekomendasi perlindungan terhadap sinar matahari antara lain adalah menggunakan pakaian, memberikan tabir surya (minimal SPF 15) 15-20 menit sebelum paparan, ulangi pemakaiannya setiap 2 jam dan hindari paparan sinar matahari pada pukul 10 pagi sampai 4 sore, karena jumlah radiasi sinar UVB paling tinggi pada periode waktu tersebut.
R. Adhi Teguh P. Iskandar dalam tulisannya yang dikutip Tribunnews.com dari web Ikatan Dokter Anak Indonesia, mengatakan dokter biasanya menganjurkan orangtua untuk memakaikan baju, topi dan tabir surya selama menjemur bayinya. Ketika berada di luar, minimalisasi paparan cahaya matahari.
Bagaimana caranya?
1. Pakai tabir surya dengan SPF 15 atau lebih, dan ulang pemakaian setiap 2 jam atau setelah berkeringat.
2. Orangtua dengan anak berisiko tinggi terkena melanoma harus dibekali pengetahuan yang cukup tentang paparan sinar matahari yang aman. Anak dengan risiko tinggi antara lain kulit putih, muka berbintik (freckels) dan riwayat keluarga dengan melanoma.
3. Paparan sinar matahari harus dihindari bagi bayi berusia kurang dari 6 bulan dan bayi harus selalu menggunakan pakaian dan topi untuk melindungi kulit. Orangtua boleh memberikan tabir surya saat sinar matahari tidak bisa dihindari dan hanya diberikan pada kulit yang terpapar saja. Pemakaian tabir surya pada bayi prematur dibatasi karena stratum korneumnya yang lebih tipis dapat mengabsorbsi bahan tabir surya lebih banyak.