Nyeri Ternyata Normal Lantaran Bentuk Proteksi dari Kerusakan Jaringan
Rasa nyeri yang dialami oleh setiap individu memiliki persepsi yang kompleks dan bervariasi antara individu yang satu dengan individu yang lain
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gangguan penyakit nyeri menjadi pengalaman yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Gangguan nyeri menjadi salah satu alasan paling umum bagi pasien untuk mencari bantuan medis dan merupakan salah satu keluhan yang paling umum terjadi.
"Nyeri bisa terjadi bersamaan proses penyakit, beberapa pemeriksaan diagnostik atau pengobatan," kata dr. Jimmy F. A. Barus, M.Sc., Sp.S, Neurologist dari Departemen Neurologi FK Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya saat Pfizer Press Circle (PPC) bertema Pemahaman dan Penanganan Nyeri, Kamis (2/7/2015).
Rasa nyeri yang dialami oleh setiap individu memiliki persepsi yang kompleks dan bervariasi antara individu yang satu dengan individu yang lain, meskipun mendapatkan cedera atau penyakit yang relatif sama.
“Nyeri merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang berkaitan kerusakan jaringan atau potensial terjadi kerusakan jaringan," katanya.
Kondisi ini membuat individu bisa merasa tersiksa, menderita dan tidak nyaman. Akhirnya menggangu aktivitas sehari-hari, psikis dan lain-lain.
"Secara normal, nyeri terjadi karena adanya mekanisme pertahanan tubuh dan proteksi terhadap adanya kerusakan jaringan," katanya.
Persepsi nyeri setiap individu sangat subjektif, tergantung kondisi emosi yang berbeda pada laki-laki maupun perempuan serta berbeda.
"Perbedaannya bisa terjadi di tingkat usia penderita dan pengalaman emosional sebelumnya serta tingkat toleransi yang bervariasi pada setiap individu terhadap rasa nyeri yang dialaminya," katanya.