Kisah Suami Nafsiah Mboi Sesak Nafas Hingga Meninggal Akibat Resistensi Antibiotik
Nafsiah Mboi engatakan suaminya meninggal dunia akibat komplikasi berbagai penyakit akibat usia ditambah adanya resistensi antibiotik.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tidak seperti saat masih menjabat sebagai Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi menjadi salah satu menteri yang gaya omongnya meledak-ledak. Saat seminar Cegah Resistensi Antibiotik Demi Selamatkan Manusia di Jakarta, Rabu (5/8/2015), ia berpidato dengan terbata-bata.
Menteri tertua kabinet Susilo Bambang Yudhoyono itu menyampaikan testimoni meninggalnya sang suami Aloysius Benedictus Mboi belum lama ini.
Ia mengatakan suaminya meninggal dunia akibat komplikasi berbagai penyakit akibat usia ditambah adanya resistensi antibiotik.
"Selama lima minggu, suami saya mengalami penderitaan yang hebat mulai sesak nafas dan kesadaran hilang sehingga di bawa ke RS selama itu," kata Nafsiah.
Selama berada di rumah sakit yang memiliki peralatan maupun SDM yang canggih, ia berharap suaminya bisa sembuh.
"Upaya dilakukan dengan memberikan antibiotika, selama lima minggu diberikan antibiotika untuk atasi infeksi tapi gagal. Saat upaya upaya kelima jantung paru-paru ginjal enggak kuat akhirnya meninggal," katanya.
Sebagai umat beragama, Nafsiah mengaku pasrah ditinggalkan suaminya ini apalagi usianya sudah 80 tahun dan tuhan berhak mengambilnya.
"Tapi kita berkecimpung di kedokteran, ini tidak cukup. Jangan sampai terjadi resistensi antibiotik pada saudara-saudara sekalian di sini," katanya.
Ia pun mengajak insan kedokteran jangan hanya menyangka kematian kehendak Tuhan. Sebagai profesi kedokteran harus lebih teliti.
"Kita harus melakukan pencegahan, stop, tindaki. Cegah penyalahgunakan antibiotika," karanya.
Disebutkan saat ini hanya 27 persen dokter buat resep antibiotika yang benar melawan bakteri, bahkan dokter spesialis berikan yang suka-suka.
"Stop yang sekarang juga dan jangan beranggapan kematian kehendak tuhan. Suami saya berjuang untuk hidup, tapi kalah dengan lima antibiotik. Karena itu perlu pengawasan," katanya.