Bahayanya Konsumsi Obat Jangka Panjang
Kebanyakan obat jangka pendek dibuat untuk mengobati masalah yang sifatnya sementara dan ringan.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM - Dalam jangka panjang, sebagian obat bisa menyebabkan lebih banyak kerugian dibanding manfaat positifnya. Pada beberapa kasus, terkadang hanya dengan mengubah kebiasaan sudah cukup mengobati gejala penyakit yang kita obati.
"Selalu ada risiko saat kita minum obat. Termasuk obat yang dibeli bebas atau obat resep. Jika Anda memiliki kondisi yang butuh pengobatan jangka panjang, biasanya manfaatnya melebihi risikonya," kata Jack Chou, dokter keluarga dari California, AS.
Kebanyakan obat jangka pendek dibuat untuk mengobati masalah yang sifatnya sementara dan ringan. Namun jika kita mengonsumsi obat seperti ini terus-terusan, efek sampingnya perlu diwaspadai.
Jenis obat jangka pendek yang harus diwaspadai jika dikonsumsi lama antara lain:
NSAIDs (nonsteroidal anti-inflammatory drugs)
Ini adalah obat antiradang nonsteroid yang memiliki efek sebagai pereda nyeri. Badan pengawas obat sejak lama mewajibkan efek samping obat ini ditulis dalam kemasan, misalnya serangan jantung dan stroke.
Efek samping tersebut lebih besar pada orang yang punya riwayat penyakit jantung dan dipakai dalam dosis besar. Sebaiknya obat antinyeri dipakai dalam jumlah rendah dan durasi sebentar.
Antikolinergik
Ini adalah obat yang memengaruhi fungsi persarafan. Zat antikolinergik ini juga ditemukan dalam obat batuk, obat tidur, dan obat untuk mengontrol kandung kemih. Penelitian menyebutkan, mengonsumsi obat jenis ini selama 3 tahun atau lebih bisa meningkatkan risiko demensia sampai 50 persen, terutama pada orang berusia di atas 60 tahun.
Proton Pump Inhibitor (PPIs)
PPIs adalah obat untuk mengatasi serangan panas (heartburn) akibat naiknya asam lambung. Obat yang dijual bebas ini harus dikonsumsi tak lebih dari 2 minggu. Jika Anda masih mengalami serangan heartburn, konsultasikan dengan dokter.
Efek samping yang mungkin timbul adalah mengurangi kadar magnesium dalam tubuh, menyebabkan kram, tangan gemetar, dan detak jantung tak teratur. Karenanya, penggunaan obat adalah pilihan terakhir untuk mengobati heartburn. Yang utama adalah membatasi makanan yang memicu naiknya asam lambung.
Obat tidur
Apa pun kandungan obatnya, baik itu obat resep atau yang dibeli bebas, obat tidur tidak boleh dikonsumsi dalam jangka panjang. "Anda bisa jadi toleran sehingga dosisnya harus terus ditambah. Ini semakin membuat sulit tidur," kata Chou.
Obat semprot hidung dan dekongestan
Obat dekongestan yang disemprot sebaiknya tidak dipakai dalam jangka panjang karena bisa membuat hidung tersumbat semakin parah.
Sementara itu obat dekongestan yang mengandung pseudoephedrine yang diminum juga bisa menyebabkan efek samping kejang, halusinasi, sakit kepala, dan insomnia. (Kompas.com)