Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Tidak Hanya Trauma, Ini Juga yang Pemicu Nyeri Pinggang

Nyeri pinggang akut dapat terjadi karena adanya gangguan pada struktur pembentuk pinggang

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Tidak Hanya Trauma, Ini Juga yang Pemicu Nyeri Pinggang
Shutterstock
Nyeri pinggang 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nyeri pinggang masih seringkali dikaitkan dengan trauma atau aktivitas yang berlebihan.

Tapi faktanya sebagian besar kasus nyeri pinggang disebabkan oleh degenerasi atau secara alami karena penggunaan sehari-hari, seiring dengan bertambahnya usia.

Degenerasi ini dapat mengenai semua struktur pembentuk pinggang, mulai dari otot, tendon, tulang belakang, diskus intervertebralis, hingga saraf yang berada di daerah tersebut.

"Trauma, usia lanjut, berat badan berlebih, kesalahan postur, dan jenis pekerjaan dapat menjadi faktor risiko yang mencetuskannya," kata dr. Mahdian Nur Nasution, SpBS, Pakar Nyeri dari Klinik Nyeri dan Tulang Belakang Jakarta saat temu media, Selasa (24/11/2015).

Nyeri pinggang disebut akut jika hanya berlangsung sementara, yaitu selama beberapa hari atau minggu.
“Nyeri pinggang akut dapat terjadi karena adanya gangguan pada struktur pembentuk pinggang. Termasuk di antaranya tulang belakang, otot, diskus intervertebralis, dan persarafan,” jelasnya.

Nyeri ini sering disebabkan oleh trauma atau cedera olahraga, yang biasanya akan sembuh sempurna tanpa berobat ke dokter.

Sebanyak 20 persen nyeri pinggang akut dapat berlangsung hingga 12 minggu atau lebih, terutama bila tidak ditangani dengan benar.

Berita Rekomendasi

Nyeri berkepanjangan ini disebut nyeri pinggang kronik. Meski masih ada kemungkinan sembuh, nyeri kronik seringkali sulit diobati dan bertahan selama bertahun-tahun, bahkan setelah diterapi dengan berbagai obat dan tindakan pembedahan.

Nyeri pinggang adalah nyeri yang tampak sederhana tetapi dapat sulit diobati. Ada lebih dari 60 hal yang dapat menyebabkan terjadinya nyeri di daerah pinggang.

Karena itu, diperlukan anamnesis dan pemeriksaan yang teliti sehingga penanganan nyeri pinggang juga dapat optimal.

Jika nyeri pinggang menetap meski telah mendapat terapi obat, pembedahan biasanya menjadi solusi terakhir.

“Sayangnya dari 10 pasien yang disarankan untuk melakukan pembedahan untuk mengatasi nyeri pinggangnya oleh dokter, hanya 1 pasien yang mau melakukan tindakan pembedahan ini. Selebihnya mencari alternatif pengobatan lain,” ujarnya.


Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas