Sepuluh Mitos Seks Pada Wanita: Orgasme Tak Melulu Soal G-Spot
Mitos: Penis panjang jadi jaminan. Fakta: Ukuran tak selalu menjadi jaminan kepuasan.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Mitos itu di antaranya menyebutkan adanya perbedaan vagina wanita dari etnis tertentu, yang membuat aktivitas seksualnya berbeda ketimbang wanita dari etnis lain.
Secara fisik, jelas tidak ada perbedaan pada vagina berdasarkan etnis.
Kalaupun terjadi perbedaan aktivitas seksual, bisa jadi itu dipengaruhi oleh nilai dan budaya etnis tersebut.
Mitos: Berfantasi dengan pria lain saat berhubungan seksual, wanita tidak setia.
Fakta: Wanita tetap setia, membayangkan pria lain hanyalah untuk menaikkan gairah seksual saja.
Memang secara umum, wanita tidak biasa memiliki fantasi seks dengan pria lain. Namun tidak semua wanita dapat menerima kondisi 100 % pasangannya. Berfantasi dengan pria lain sebenarnya hanya untuk membuatnya lebih bergairah, sehingga ia tetap setia.
Mitos: Vagina kering lebih oke.
Fakta: Vagina kering membuat perempuan tidak nyaman melalukan hubungan intim.
Justru vagina yang kering selama hubungan intim bisa membuat wanita merasa sakit dan tidak nyaman. Secara alamiah, vagina akan mengeluarkan cairan.
Cairan inilah yang menjadikan vagina basah selama proses hubungan seks. Vagina kering justru mengindikasikan bahwa wanita belum siap untuk melakukan hubungan intim.
Mitos ini sangat kuat pengaruhnya, sehingga kemudian muncul produk-produk jamu dan kesehatan yang menawarkan jaminan vagina akan tetap kering.
Mitos: Orgasme lewat penetrasi penis.
Fakta: Perempuan lebih sering mendapat orgasme lewat alternatif lain.
Hasil penelitian menunjukkan, hanya sedikit persentase wanita yang sering mengalami orgasme melalui penetrasi penis ke vagina. Sisanya, wanita lebih sering memperoleh orgasme melalui hal-hal lain di luar penetrasi penis. Misalnya, sentuhan pada klitoris, foreplay yang intens, dan sebagainya.