Mata Merah dan Trombosit Normal Membedakan Gejala Virus Zika dan Demam Berdarah
Bagaimana membedakan gejala virus zika dan gejala Demam Berdarah Dengue (DBD)?
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wabah virus Zika tengah ramai diperbincangkan, terlebih dengan banyaknya kasus bayi lahir dengan mikrosefalus di Brasil dan negara-negara Amerika Latin lainnya.
Virus ini disebarkan oleh Aedes aegypti yang juga meneyebarkan Demam Berdarah. Lalu, bagaimana membedakan gejala virus zika dan gejala Demam Berdarah Dengue (DBD)?
“Gejala yang menonjol jika terinfeksi virus Zika adalah mata merah,” terang dokter spesialis penyakit dalam Ari Fahrial Syam, seperti dilansir dari Kompas.com. Selain itu adalah mendadak demam tinggi, muncul gejala nyeri otot dan sendi, sakit kepala, lemas, serta kemerahan di kulit badan, punggung, hingga kaki.
Ini berbeda dengan DBD yang gejala umumnya adalah munculnya bintik-bintik merah dan pada kasus berat sampai pendarahan.
Bedanya lagi, pada DBD saat diperiksa trombositnya turun, sementara pada Zika, trombositnya normal.
Ada kalanya, baik infeksi Zika dan DBD hanya memunculkan gejala ringan sehingga sering kali tidak terdeteksi penyakitnya. Menurut Ari, jika ada pasien yang demam kemudian matanya merah karena mengalami radang konjungtiva, sebaiknya segera periksa ke dokter.
Untuk diketahui, virus Zika sebenarnya sudah lama ada, termasuk di Indonesia. Selama ini, infeksi Zika disebut tidak lebih berbahaya dibanding infeksi DBD. Namun, ketika menginfeksi ibu hamil, virus ini dicurigai menyebabkan bayi lahir dengan mikrosefali atau kepala kecil karena gangguan perkembangan otak. Saking bahayanya, Badan Kesehatan Dunia bahkan menyebutnya lebih berbahaya dibanding Ebola.