Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Apa yang Seharusnya Orangtua Perbuat Menghadapi Buah Hati Penderita Down Syndrome?

"Awalnya ngenes, kenapa saya yang dipilih. Waktu itu saya mikir salah saya apa sampai mendapat cobaan seperti ini, hingga Tuhan memberikan jalannya."

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Apa yang Seharusnya Orangtua Perbuat Menghadapi Buah Hati Penderita Down Syndrome?
KOMPAS IMAGES
Stephanie Handojo peraih medali emas cabang olahraga renang dalam Special Olympics 2011, Athena, saat memberikan sambutan di acara peresmian Rumah Ceria Down Syndrome di Pejaten Barat, Jakarta Selatan, Minggu (31/7/2016). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Stephanie Handojo (24), seorang anak dengan down syndrome yang berhasil mengharumkan nama Indonesia di kancah Internasional.

Dia berhasil menyabet medali emas dalam perlombaan renang di Special Olympics World Summer Games 2011, di Athena.

Kilap prestasinya itu jadi pembuktian bahwa anak dengan down syndrome mampu melakukan banyak hal. Sosok orangtua, menjadi kunci penting keberhasilan Stephanie.

Ibunda Stephanie, Maria Yustina, mengaku sangat terpukul saat mengetahui putri sulungnya itu mengalami down syndrome. Namun dia tetap sabar. Walau tak mudah, dia selalu yakin Tuhan mempunyai rencana indah untuk putrinya.

"Awalnya ngenes, kenapa saya yang dipilih. Waktu itu saya mikir salah saya apa sampai mendapat cobaan seperti ini, hingga akhirnya Tuhan memberikan jalannya," ujar Yustina kepada Kompas.com, di kawasan Pejaten Barat, Jakarta Selatan, Minggu (31/7/2016).

Yustina mengungkapkan bahwa mendampingi dan mengarahkan putrinya itu merupakan tanggung jawabnya sebagai orangtua. Ia lalu bertekad menjadikan Stephanie sosok manusia mandiri.

Menurut Yustina, salah satu hal yang dibutuhkan oleh anak-anak down syndrome adalah stimulasi agar bisa mandiri seperti anak normal lainnya.

Berita Rekomendasi

"Saya melatih motoriknya, renang itu bagus untuk melatih motorik. Anaknya juga senang bermain air sejak berumur 1,5 tahun," ucapnya.

Pada usia 8 tahun, Yustina bersekolah di sekolah umum dan mulai diarahkan pada hobi berenang dengan bantuan seorang pelatih. Stephanie, masuk ke sekolah umum sejak tingkat sekolah dasar hingga tingkat sekolah menengah kejuruan.

Pada usia 8 tahun juga, Yustina melihat putrinya gemar memainkan piano. Hingga akhirnya, dia pun meminta seorang guru piano untuk mengasah bakat musik Stephanie.

"Saya tidak hanya mempersiapkan masalah akademiknya saja. Saya juga kembangkan potensi yang dimiliki Stephanie," kata Yustina.

Selepas masa sekolah, Yustina mempercayakan usaha laundry kepada Stephanie. Yustina ingin putrinya lebih mandiri dan bermanfaat bagi orang lain.

"Walaupun dia down syndrome dia juga bisa bekerja. Selain itu, dia juga bisa bermanfaat bagi orang lain," ujarnya.

Prestasi Stephanie juga terukir saat menyabet emas cabang renang di ajang Special Olympics Asia-Pacific 2013 di Australia. Di Australia, dia juga menyabet perak untuk nomor 100 meter gaya dada.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas