Ternyata Ini Kandungan Gizi Mikro dan Makro pada Ubi Ungu
Ubi ungu merupakan sumber daya pangan lokal yang kaya antosianin yang berperan untuk meningkatkan daya tahan tubuh
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ubi ungu dikenal sebagai pangan lokal diketahui kaya akan kandungan gizi makro dan mikro.
Tidak hanya itu, ubi ungu juga kaya antioksidan alami, yaitu antosianin dan karoten, yang bermanfaat bagi kesehatan.
“Selain mengandung karbohidrat kompleks, ubi ungu juga mengandung vitamin A, B, dan C serta zat besi dan kalsium," kata Prof Dr Ir Ali Khomsan, MS., Guru Besar Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor saatMeet The Expert – Kenali Manfaat Ubi Ungu di Jakarta, Senin (5/6/2016).
Lebih lanjut, ubi ungu kaya akan serat , yang baik untuk saluran cerna dan mengandung antosianin yang merupakan antioksidan yang lebih kuat daripada vitamin C.
Zat ini dapat memberikan perlindungan tubuh dari racun, radikal bebas dan anti bakteri patogen.
"Ubi ungu dapat digolongkan dalam superfood karena mengandung unsur fitokimia antosianin dan betakaroten yang merupakan antioksidan dan dapat mendukung kekebalan tubuh,” katanya.
Di sejumlah daerah di Indonesia, ubi ungu telah lama dibudidayakan dan diolah menjadi berbagai kudapan seperti bolu, bakpia dan keripik.
Melalui proses pengolahan yang tepat, dapat dihasilkan produk turunan ubi ungu yang aman, bernilai tinggi dan tahan lama sehingga bisa dikonsumsi tidak sekedar untuk kudapan saja.
"Teknologi pengeringan terkini, seperti teknologi drum drying dapat mempertahankan kandungan gizi ubi ungu sehingga manfaatnya tetap terjaga dan aman dikonsumsi sebagai makanan pendamping ASI untuk bayi sekalipun,” kata Prof Dr Ir Purwiyatno Hariyadi, MSc., pakar teknologi pangan dari Institut Pertanian Bogor.
Sebagai pangan sumber karbohidrat, ubi ungu merupakan pangan lokal yang berpotensi dikembangkan sebagai bahan pangan pokok pengganti beras.
“Dengan mengonsumsi ubi ungu, kita dapat meningkatkan asupan antioksidan yang mampu menangkal radikal bebas yang baik untuk mencegah berbagai penyakit degeneratif," katanya.
Mengonsumsi ubi ungu, kita juga telah membantu program diversifikasi pangan pokok untuk mendukung ketahanan pangan dan gizi Indonesia.
Hal ini sesuai dengan pedoman gizi seimbang, dimana diversifikasi pangan menjadi salah satu pilar utama dalam upaya penurunan masalah pangan dan gizi.
"Program diversifikasi pangan menjadi penting, karena hingga saat ini ketergantungan konsumsi pangan masyarakat Indonesia terhadap sumber karbohidrat (makanan pokok) khususnya beras masih tergolong tinggi atau lebih dari 60%,” tambah Prof Ali.
Bentuk sederhana dari diversifikasi pangan, dapat dilakukan melalui diet pelangi atau diet dengan berbagai aneka warna.
Pola diet ini mengharuskan konsumsi beraneka warna makanan dalam setiap porsi makan.
Selain sarat akan kecukupan gizi, diet pelangi bermanfaat untuk menurunkan berat badan melindungi kulit dari penuaan dini, serta meningkatkan kekebalan tubuh.
Lebih lanjut, diet pelangi sejalan dengan pedoman gizi seimbang, dimana masyarakat Indonesia dianjurkan untuk mengkomsui beragam kelompok pangan mulai dari makanan pokok, lauk, pauk, sayur, buah dan air.
Semakin beragam makanan yang dikonsumsi, maka semakin lengkap zat gizi yang diperoleh tubuh.
Dengan berbagai manfaat yang dimiliki, mari kita mulai biasakan konsumsi ubi ungu untuk membantu kesehatan saluran cerna dan meningkatkan asupan antioksidan yang baik bagi kekebalan tubuh.