Hati-hati, Kebiasaan Unggah Aktivitas Anak di Media Sosial Bikin Dia Jadi Pribadi Narsistik.
"Anak bisa narsis, jadi egonya terlalu ditonjolkan. Kalau sejak usia 5 tahun misalnya, dia sudah merasa dirinya paling penting"
Penulis: Nurul Hanna
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Psikolog Dr Anydya Meliala tidak merekomendasikan aktivutas anak diunggah ke media sosial. Selain untuk kepentingan privasi, anak juga bisa tumbuh menjadi pribadi yang narsis.
Seringkali, orang tua mengunggah aktivitas sang anak ke media sosial. Perkembangan sang anak yangs semakin hari kian bertambah, membuat orang tua merasa perlu mengabadikan momen tersebut.
Namun ternyata dibalik lucunya video dan foto anak di media sosial, ada risiko menjadi narsistik.
"Anak bisa narsis, jadi egonya terlalu ditonjolkan. Kalau sejak usia 5 tahun misalnya, dia sudah merasa dirinya paling penting maka itu sudah tidak normal," ujar Anydya kepada Tribunnews usai rilis website parentingclub.co.id di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (3/11/2016).
Dijelaskan Anydya, kemampuan bersosialisasi dan berempati justru harus diajarkan sejak dini. Sering menjadikan sang anak objek dalam postingan tentu berpotensi membuat sang anak merasa paling penting.
Belum lagi masalah privasi, Anydya mengkhawatirkan banyak oknum-oknum tak bertanggung jawab yang menyalah gunakan foto dan video sang anak.
Meski belum ada riset yang dirilis terkait kasus ini, Anydya menyarankan agar orangtua lebih berhati-hati.
"Untuk kepribadian anak itu sendiri saya masih mempertanyakan, meski belum ada riset yang membahas. Gapi sebaiknya berhati-hati dan mawas diri, tak perlu menunggu riset itu dikeluarkan," kata Anydya.